Penggunaan Nama Bayi Islami di Prancis Naik 21 Persen, Paling Banyak di Pinggiran
Sejak 1997, angka tersebut meningkat lebih dari tiga kali lipat.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Jumlah bayi baru lahir yang diberi nama depan Islami di Prancis naik pada 2022 menjadi 21,8 persen secara nasional. Angka tersebut naik 1,1 poin persentase dari tahun sebelumnya.
Dilansir dari laman Remix, Selasa (11/7/2023), data nama lahir yang diterbitkan setiap tahun oleh National Institute of Statistics and Economic Studies (INSEE) telah dianalisis selama delapan tahun berturut-turut oleh situs ulasan pers Fdesouche. Mereka menyoroti peningkatan kelahiran terdaftar di seluruh Prancis dengan nama depan Islam.
Sejak 1997, angka tersebut meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tujuh persen dari semua bayi baru lahir menjadi 21,8 persen tahun lalu. Akan tetapi, kenaikan tersebut jauh lebih nyata di daerah pinggiran.
Misalnya, di Ile-de-France, wilayah terpadat dari 18 wilayah Prancis, jumlah bayi baru lahir yang terdaftar dengan nama depan Islam adalah 33,6 persen tahun lalu, naik 7,7 persen dalam satu dekade. Penelusuran lebih dalam menunjukkanSeine-Saint-Denis, pinggiran Paris di timur laut, adalah yang paling terkonsentrasi dengan 58,3 persen dari semua bayi yang baru lahir diberi nama Muslim.
Sementara Val-d'Oise, di wilayah Ile-de-France di utara Paris, mencatat angka 40,8 persen. Sedangkan Val-de-Marne, di selatan ibu kota, mencatat 38,2 persen.
Di samping itu, Ile-de-France sebagai wilayah melaporkan angka rata-rata tertinggi sebesar 33,6 persen. Hal itu diikuti oleh Provence-Alpes-Cote d'Azur, yang terdiri dari kota Marseille, di urutan kedua dengan 23,4 persen.
Sementara itu, wilayah Bretagne atau Brittany di barat laut negara itu mencatat kelahiran paling sedikit dengan nama Muslim sebesar 8,9 persen. Angka itu naik dari 4,6 persen pada 2012.
Departemen Cantal, yang terletak di jantung Pegunungan Alpen di wilayah Auvergne-Rhone-Alpes, memiliki konsentrasi kelahiran Islam terkecil dengan hanya 2,1 persen.
Analisis tersebut divalidasi seorang ilmuwan politik Prancis dan direktur firma polling internasional dan riset pasar IFOP sejak 2011, Jerome Fourquet yang mengidentifikasi dua kategori nama Islam. Untuk yang pertama dikenal sebagai nama depan Muslim yang ketat seperti yang dijelaskan dalam Alquran. Kategori kedua yang diberi label nama depan yang kompatibel dengan Islam.
Contoh nama depan Muslim yang ketat termasuk Mohamed dan variasinya, yakni Ibrahim, Younes, Imran, Youssef, Ismael, Ahmed, dan banyak lagi. Untuk statistik etnis tidak tersedia di Prancis, jadi peneliti harus melihat faktor seperti berapa banyak orang yang lahir dengan nama Muslim untuk menentukan tren demografis.