PPDB Bekasi, Wakepsek Sebut Ada Caleg Marah-Marah Anaknya tak Lolos Verifikasi SMAN 2

Caleg itu bernama Budi Somasi dan membantah marah-marah di SMAN 2 Bekasi.

Dok Pemkot Bekasi
SMAN 2 Kota Bekasi, Jawa Barat.
Rep: Ali Yusuf Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 2 Kota Bekasi mengaku kedatangan tamu tak diundang mengatasnamakan sebagai pendamping warga. Di antara mereka yang datang bahkan ada dari kalangan politisi.

Baca Juga


Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bekasi Solihan mengaku kerap didatangi tamu tak diundang saat pembukaan PPDB dimulai. Solihan menceritakan, pada 10 Juli 2023 lalu dia didatangi orang yang mengaku namanya Ayatullah, sebagai ketua Aliansi Rakyat Peduli Pendidikan Nasional (Ardin).

"Dia bilang begini pada saat pengumuman tanggal 10 jam dua tepat datang. Si Ayatullah itu mengaku saya pendamping warga," kata Solihan.

Solihan pun bertanya kepada Ayatullah. "Siapa warganya," katanya.

Setelah ditanya siapa warganya, Ayatullah memperkenalkan Budi Somasi. Belakangan ini, Solihan mengetahui bahwa Budi Somasi adalah calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN). 

Setelah memperkenalkan diri kepada Solihan, Budi Somasi bercerita bahwa anaknya yang tinggal di RT/RW sekitar sekolah SMAN 2 di Jl. Tangkuban Perahu Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan ini tidak lolos verifikasi PPDB. 

"'Pak, Saya ini di RT 15 RW 16 mental nggak dapat. Padahal tetangga saya anak RT 6 RW 16 itu dapat. Nama RT-nya Syarif'" kata Solihan menirukan Budi Somasi.

Saat ditanyakan berkas-berkasi PPDB, menurut Solihan, Budi Somasi tiba-tiba marah sambil menggebrak meja. Akhirnya karena situasi tidak kondusif, oleh teman sejawatnya Solihan diminta meninggalkan tamu yang tak diundang itu. 

"Karena situasi tidak kondusif, maka teman saya narik saya ke atas dengan alasan briefing," katanya. 

Setelah itu dia tak mengetahui lagi nasib anak yang disebut Budi Somasi tidak bisa masuk sekolah SMAN 2 Bekasi. Solihan, mengaku semua tamu dia terima baik untuk memberikan masukan terkait PPDB.

"Siapa pun datang ke sini saya terima. Dia bertanya tentang kenapa ini masuk dan ini tidak, saya jelaskan," katanya. 

Dua hari setelah kejadian Budi Somasi marah-marah di SMAN 2 Bekasi, Solihan dihubungi orang yang mengatasnamakan Yayat sebagai Kasat intel Polsek Bekasi Selatan. Yayat memberikan surat panggilan polisi untuk dihadiri Solihan.

Solihan menceritakan, setelah itu, pada malam harinya, dia telpon Plt Kepala Sekolah supaya membuka file atas nama Alfin Marino. Solihan mengaku siap melaksanakan perintah.

"Kemudian tadi pagi sebelum demo datanglah Krimsus dari Polres Metro Bekasi Kota, kemudian saya diintrogasi ditanya macam-macam," katanya.

Setelah bertanya-bertanya kepada Solihan, penyidik itu minta membuka salah satu data atas nama Alfin. Karena tidak punya username PPDB, Solihan minta stafnya untuk membuka data Alfin.

"Karena itu bidang verifikator maka saya panggil orangnya. Dibukalah data-data anak itu dan memang data-data yang dimaksud itu sesuai dengan SOP," katanya.

 

 

 


Setelah ditunjukkan bahwa data yang dimaksud itu sesuai dengan SOP, petugas itu masih bertanya kepada Solihan bahwa data itu ganda. Kepada penyidik, Solihan mengaku data Alfin itu ganda atau tidak.

"Saya tidak tahu yang penting apa yang di-input, di-upload di sistem PPDB itu sudah sesuai dengan SOP PPDB," katanya.

Solihan mengaku telah menjelaskan kepada penyidik tentang tugas dan fungsinya tim verifikator bagian dari panitia PPDB itu adalah tugasnya verifikasi data. Selanjutnya setelah verifikasi data selesai, maka tinggal tahapan seleksi.

"Tahapan seleksi itu bukan sama panitia lagi itu saja sebenarnya menjelaskan kepada penyidik," katanya.

Solihan mengatakan, bahwa kedatangan penyidik melakukan interogasi untuk menindaklanjuti laporan Budi Somasi yang mengatakan ada satu nama siswa yang memiliki data ganda. Menurut Budi, data ganda itu dimainkan oleh Solihan untuk mencari cuan.

"Tapi setelah dicek di aplikasi PPDB tidak ganda," katanya.

Budi Somasi membantah telah membuat kegaduhan di SMAN 2. Budi mengaku malah dirinya dibuat kesal oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bekasi Solihan ketika itu.

"Ceritanya itu di balik malah dia yang bentak-bentak saya. Bukan saya yang marah-marah di situ," kata Budi Somasi saat dihubungi Republika, Jumat (14/7/2023).

Budi mengatakan, bahwa pada saat itu, dia diundang pihak sekolah SMAN 2 Bekasi. Setelah adik-adik asuhannya dari Ardin demonstrasi di SMAN 2 Bekasi.

"Saya diundang dipanggil sama pihak sekolah," katanya.

Budi menceritakan, bahwa pada saat itu anaknya sudah memasukkan semua persyaratan untuk mendaftar diri di SMAN 2 Bekasi. Namun, operator sekolah tidak mengeklik akun anaknya sebagai tanda menyetujui input berkas. 

"Kronologinya bahwa anak saya memang dekat rumahnya dengan sekolahan. Jarak titik kordinat sebetulnya di 623 sesuai yang ditandaitangani di atas materai," katanya.

Budi mengatakan, bahwa anaknya itu sudah daftar di SMAN 2 Bekasi melalui jalur zonasi sejak tanggal 26 Juni 2023. Selanjutnya perbaikan pada tanggal 1 Juli 2023.

"Dari tanggal itu sampai H-2 pendaftaran anak saya itu belum diklik sama operator," katanya. 

Budi menceritakan, bahwa ada tetangganya yang merupakan ketua RT 6 bersilaturahmi ke sekretariatnya dan bercerita bahwa dia telah bertemu dengan Solihan.

"Dia mengatakan telah bertemu dengan Solihan dan anaknya sudah diterima. Karena Solihan yang mengatur titik koordinatnya," katanya.

 

Sengkarut PPDB Zonasi - (infografis Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler