Israel Pangkas Pasokan Air Bersih ke Hebron dan Betlehem

Apalagi saat ini tengah terjadi kenaikan suhu yang tajam.

AP Photo/Nasser Nasser
Para pekerja menyiapkan pengiriman perlengkapan tidur untuk para korban gempa bumi di Turki dan Suriah yang kini terkena cuaca musim dingin yang membekukan, di sebuah pabrik Palestina di kota Hebron, Tepi Barat, Kamis (16/2/2023). Warga Palestina telah turun tangan untuk membantu mereka akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah, dengan Otoritas Palestina bahkan mengirimkan tim medis dan ahli lainnya untuk mendukung upaya penyelamatan Turki dan Suriah.
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perusahaan air nasional Israel, Mekorot, telah memangkas jumlah pasokan airnya ke Hebron dan Betlehem, Tepi Barat yang diduduki sekitar 6.000 gelas per hari. Otoritas Air Palestina (PWA) menggambarkan langkah Mekorot sebagai tindakan rasialis.

PWA mengatakan pemangkasan jatah air oleh Mekorot ke Hebron dan Tepi Barat merampas hak masyarakat untuk memperoleh air dalam jumlah cukup. Apalagi saat ini tengah terjadi kenaikan suhu yang tajam.

Menurut PWA, tidak ada alasan teknis di balik pengurangan pasokan air oleh Mekorot ke Hebron dan Betlehem. “Tidak ada kesalahan yang terdeteksi di sumber pemasok, tapi (langkah Mekorot) datang sebagai tindakan diskriminatif yang menambah kebijakan rasialis yang dipraktikkan oleh otoritas pendudukan (Israel),” kata PWA, Sabtu (15/7/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
 
Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) dan PWA mengungkapkan rata-rata konsumsi air per kapita Israel tiga kali lebih tinggi daripada konsumsi per kapita Palestina, dengan bagian Israel berjumlah sekitar 300 liter per hari. Tingkat ini berlipat ganda untuk pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki menjadi lebih dari tujuh kali konsumsi per kapita Palestina.

Menurut WAFA, rata-rata konsumsi air per kapita warga Palestina kurang dari jumlah minimum yang direkomendasikan secara internasional. Standar Organisasi Kesehatan Dunia, yaitu 100 liter per hari.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler