Kanada Bakal Izinkan Eutanasia Bagi yang Menginginkannya
Pada tahun 2021, terdapat 10.064 orang meninggal dengan eutanasia di seluruh dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Lisa Pauli bergulat dengan gangguan makan anoreksia selama beberapa dekade. Perempuan berusia 47 tahun itu mengatakan ia memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan tubuhnya sejak usia 8 tahun.
Saat ini, menurut Pauli, berat badannya hanya 41 kilogram dan bisa berhari-hari tidak makan makanan padat. Ia mengatakan ia terlalu lemah untuk sekadar membawa belanjaan ke rumah tanpa berhenti untuk istirahat.
"Setiap hari seperti neraka, saya sangat lelah. Saya sudah selesai. Saya sudah mencoba segalanya. Saya merasa sudah selesai menjalani hidup saya," katanya, Ahad (16/7/2023).
Untuk saat ini Pauli ia belum bisa mendapat bantuan medis untuk mati atau eutanasia secara sah. Perluasan kriteria untuk eutanasia yang mulai berlaku pada Maret 2024 akan memungkinkan warga Kanada seperti Pauli, yang satu-satunya kondisi yang mendasarinya adalah penyakit mental.
Pada tahun 2016, Kanada melegalkan orang dengan yang memiliki penyakit mematikan untuk mengajukan eutanasia.Pada tahun 2021 Kanada memperluas kriteria pada orang-orang dengan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tetapi tidak mematikan. Perubahan hukum ini dipicu oleh putusan pengadilan yang membatalkan larangan membantu orang untuk meninggal.
Dalam laporannya kepada parlemen Kanada, panel ahli mengatakan ketentuan kesehatan mental yang baru akan menjadikan Kanada sebagai salah satu negara paling ekspansif di dunia dalam hal bantuan medis pada pasien sekarat (MAID).
MAID masih merupakan konsep baru di banyak negara di dunia. Para pendukungnya mengatakan isu ini adalah masalah otonomi pribadi.
Namun, enam advokat hak-hak disabilitas dan agama mengatakan perubahan yang direncanakan pada kerangka kerja eutanasia di Kanada membawa risiko tambahan bagi orang-orang yang memilih MAID karena mereka tidak dapat mengakses layanan sosial yang ketiadaan layanan tersebut dapat memperparah penderitaan mereka.
Menteri Kehakiman Kanada, David Lametti menepis kritik yang menyebut Kanada bergerak terlalu cepat atau membuka sistem ini untuk disalahgunakan. Beberapa advokat disabilitas menuntut untuk membatalkan kerangka kerja yang ada saat ini karena mereka berpendapat kerangka kerja tersebut membahayakan penyandang disabilitas.
"Kami telah mencapai posisi saat ini melalui sejumlah langkah yang sangat hati-hati," ujar Lametti dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada bulan Juni.
"Ini merupakan perkembangan yang lambat dan hati-hati. Dan saya bangga akan hal itu," tambahnya.
Pada tahun 2021, terdapat 10.064 orang meninggal dengan eutanasia, sekitar 3,3 persen diantaranya di Kanada. Lebih rendah dibandingkan dengan Belanda sekitar 4,5 persen dan 2,4 persen di Belgia, yang melegalkan eutanasia sejak tahun 2002.
Sebagian besar eutanasia di Kanada sesuai dengan aturan hukum, tetapi pemerintah provinsi menganggap ada sejumlah kasus yang layak diselidiki yaitu kasus-kasus yang tidak dilaporkan. Di Kanada, pemerintah provinsi dan teritori yang bertanggung jawab atas pada kesehatan masyarakat.
Juru bicara Provinsi Quebec Marie-Claude Lacasse mengatakan pada tahun 2021-22, terdapat 15 kasus atau 0,4 persen dari total keutanasia di provinsi itu yang tidak mengikuti aturan. Provinsi ini merujuk kasus-kasus tersebut ke badan medis dan fasilitas medis Quebec yang independen.
Komisi kesehatan provinsi mengatakan enam orang dari kasus-kasus tersebut tidak memiliki kondisi yang serius dan tidak dapat disembuhkan. Juru bicara Provinsi British Columbia mengatakan sejak 2018 lalu pemerintah provinsi itu telah merujuk 19 kasus eutanasia ke badan pengawas dan dua kasus lainnya ke penegak hukum.
Lembaga pengawasan mengatakan tak satupun dokter yang mendapat disipliner di dua provinsi itu. Empat provinsi lainnya melaporkan tidak ada kasus eutanasia yang bermasalah. Provinsi dan teritori lain termasuk Ontario, provinsi terpadat di Kanada, tidak memberikan tanggapan.
Lebih dari 30.000 orang telah meninggal dengan eutanasia di Kanada sejak 2016, lebih dari 10.000 di antaranya pada tahun 2021 ketika undang-undang tersebut diperluas ke orang-orang yang kematiannya tidak "dapat diperkirakan secara wajar". Bahkan setelah perubahan undang-undang tersebut, sekitar 98 persen dari kematian eutanasia pada tahun 2021 adalah orang-orang yang dianggap hampir meninggal secara alami, menurut data Health Canada.
"Sejauh ini saya tidak melihat hal yang menunjukkan kita perlu khawatir kita telah bertindak terlalu jauh," kata Lametti.
Prosedur ini hanya tersedia untuk orang-orang yang masuk program kesehatan Kanada. Prosedur ini membutuhkan aplikasi tertulis dan penilaian dari dua praktisi medis independen, termasuk setidaknya satu orang yang mengkhususkan diri dalam kondisi mereka jika pemohon tidak mendekati kematian alami mereka. Prosedur ini sering kali melibatkan suntikan yang diberikan di rumah.
Lametti mengatakan pemerintah federal sedang mempertimbangkan rekomendasi dari komite parlemen untuk mengizinkan permohonan di muka dan "anak di bawah umur yang sudah dewasa" - orang di bawah 18 tahun yang dianggap mampu membuat keputusan ini - untuk mengakses kematian yang dibantu.
Quebec mengesahkan undang-undang pada 7 Juni yang akan memungkinkan orang untuk membuat permintaan di muka untuk kematian yang dibantu yang akan berlaku ketika mereka mencapai titik ketidakmampuan yang telah ditentukan karena Alzheimer atau kondisi serupa.
Namun Georges L'Esperance, presiden Asosiasi Quebec untuk Hak untuk Mati dengan Bermartabat, mengatakan bahwa diperlukan waktu hingga dua tahun untuk memberlakukan peraturan tersebut.