Kantongi Izin Polisi Swedia, Pria Ini Batal Bakar Taurat dan Alkitab
Aksi pembakaran Alquran terjadi di Swedia pada Idul Adha lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Seorang Muslim Suriah, yang mendapat izin dari polisi Swedia untuk membakar Taurat dan Alkitab di depan Kedutaan Besar Israel di Stockholm, memilih untuk tidak membakar kitab suci. Dia menolak untuk menanggapi provokasi pembakaran salinan Alquran yang dilakukan pada saat Idul Adha lalu.
Ahmet Allus mengatakan di depan kedutaan, dia memperoleh izin untuk melakukan tindakan itu untuk menarik perhatian pada fakta bahwa tidak ada kitab suci yang boleh dibakar. “Saya seorang Muslim, dan saya tidak bisa membakar kitab suci dan agama,” katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Allus menyatakan, ada perbedaan antara kebebasan berekspresi dan menghina kelompok etnis. "Membakar Alquran dan kitab suci agama lainnya harus dianggap sebagai kejahatan rasial. Saya mendapat izin dari polisi untuk tindakan pembakaran Taurat dan Alkitab untuk menarik perhatian ini. Saya sama sekali tidak berniat membakar kitab suci agama apa pun," ujarnya merujuk pada provokasi pembakaran Alquran di bawah perlindungan polisi di Swedia.
Bulan lalu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika membakar Alquran di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm di Swedia. Tindakan provokatifnya dilakukan pada 28 Juni 2023 yang bertepatan dengan Idul Adha.
Tindakan pembakaran ini pun telah menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Islam. Bahkan memunculkan desakan dari berbagai pihak untuk melakukan tindakan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
Swedia memberi kebebasan.....
Swedia memberi kebebasan berdemonstrasi sesuai konstitusi yang berlaku dengan alasan menjamin kebebasan berekspresi. Undang-undang penistaan dihapuskan Swedia pada 1970-an.
Polisi memberikan izin aksi massa berdasarkan pertimbangan apakah aksi itu akan menyebabkan risiko besar pada keamanan publik atau tidak. Jika tidak meski akan menyinggung orang lain, aksi diizinkan berjalan.
Para pejabat Israel mendesak Pemerintah Swedia menghentikan protes dan pembakaran Taurat dan Injil pada Sabtu sore. Presiden Israel Isaac Herzog dan World Jewish Congress mengecam aksi. Demikian pula Menlu Israel Eli Cohen dan kepala rabbi Yahudi, Yitzhak Yosef.
The Times of Israel melaporkan, Alloush tiba di luar misi diplomatik Israel pada Sabtu sore waktu setempat. Ia memegang Alquran dan menyatakan tak pernah berniat membakar kitab suci Yahudi dan Kristen. Ia hanya memprotes pembakaran Alquran yang terjadi belum lama ini.
Rabu lalu, Dewan HAM PBB meloloskan mosi yang mencegah kebencian terhadap agama. Ini merespons pembakaran Alquran di Swedia. Sayangnya, negara-negara Barat termasuk sekutu Israel, yaitu AS dan Inggris, menentang mosi ini dengan dalih kebebasan berekspresi.
Pembakaran Alquran di Swedia telah menyulut aksi massa di negara-negara Islam. Kementerian Luar Negeri Swedia mengecam aksi pembakaran Alquran yang menyebutnya sebagai Islamofobia.’’Pembakaran Alquran dan kitab suci lainnya tindakan ofensif,’’ demikian pernyataan Kemenlu Swedia seperti dilansir Aljazirah.
Jajak pendapat baru-baru yang dilakukan oleh televisi SVT menunjukkan, mayoritas warga Swedia mendukung larangan pembakaran kitab suci manapun di depan publik.