Saat Allah Menceritakan Umat Islam di Kitab Agama Samawi
Allah SWT kerap memberikan banyak keistimewaan kepada umat Islam.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT kerap memberikan banyak keistimewaan kepada umat Islam, umat Nabi Muhammad. Salah satunya adalah saat Allah menceritakan tentang umat Nabi Muhammad di dalam kitab-kitab agama Samawi atau agama terdahulu.
Ibrahim Mulaakhathir dalam buku Keagungan Nabi Muhammad menjelaskan, demi menghormati Nabi Muhammad, Allah SWT membuat perumpamaan tentang umat Islam di dalam kitab-kitab agama Samawi.
Allah juga menjadikan perumpamaan itu sebagai pengetahuan yang lengkap bagi kalangan Ahli Kitab. Sehingga apabila mereka melihat umat itu, niscaya mereka akan mengenalnya.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Fath ayat 29, "Muḥammadur rasulullah, wallazina ma'ahu asyidda`u 'alal-kuffari ruhama`u bainahum tarahum rukka'an sujjaday yabtaguna fadlam minallahi wa ridwanan simahum fi wujuhihim min asaris-sujud, zalika masaluhum fit-taurati wa masaluhum fil-injil, kazar'in akhraja syat`ahu fa azarahu fastaglaza fastawa 'ala suqihi yu'jibuz-zurra'a liyagiza bihimul-kuffar, wa'adallahullazina amanu wa 'amilus-salihati min-hum magfirataw wa ajran 'azima."
Yang artinya, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah berfirman, 'Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mengutus satu umat setelah kamu. Apabila mereka memperoleh apa yang mereka sukai, maka mereka memuji Allah dan bersyukur.
Dan apabila mereka ditimpa sesuatu yang mereka benci, maka mereka menahan diri dan bersabdar, tetapi tanpa kesabaran dan pengetahuan'. Isa bertanya, 'Wahai Tuhanku, bagaimana hal itu mereka lakukan, padahal mereka tidak memiliki kesabaran dan pengetahuan?' Allah menjawab, 'Aku memberikan sebagian dari kesabaran dan pengetahuan-Ku kepada mereka'. (HR Ahmad dan Thabarani).
Dari Al Falatan bin Ashim bahwa Nabi tengah berada dalam sebuah majelis. Beliau menatap seorang laki-laki yang berjalan di masjid. Maka beliau bersabda, "Wahai Fulan!"
Dia menjawab, "Aku memenuhi panggilanmu, Wahai Rasulullah." Orang itu tidak mampu mengucapkan kalimat lain kecuali, "Wahai Rasulullah".
Beliau bertanya, "Apakah kamu mengakui bahwa aku adalah Rasulullah?" Dia menjawab, "Tidak." Kemudian beliau bertanya, "Apakah kamu membaca Taurat?" Dia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi, "Apakah kamu membaca Injil?" Dia menjawab, "Ya."
Nabi bertanya, "Apakah kamu membaca Alquran?" Dia menjawab, "Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, kalau aku mau, pasti aku membacanya." Kemudian Rasulullah mengarahkannya, "Apakah kamu menemukanku dalam Taurat dan Injil?"
Dia menjawab, "Kami menemukan ilustrasi tentang dirimu, asal-usulmu, dan perilakumu. Kami berharap orang itu dari kalangan kami. Tatkala engkau yang muncul, maka kami takut bahwa engkaulah orangnya. Lalu kami mencermatinya. Ternyata kamu bukanlah orang yang dimaksud."
Rasulullah bertanya, "Mengapa demikian?" Dia menjawab, "Dia memiliki 70 ribu umat yang tidak mengalami hisab dan adzab, sedangkan kamu hanya ditemani oleh sekelompok kecil manusia."
Maka Rasulullah bersabda, "Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya bahwa aku adalah orang tersebut. Sesungguhnya mereka adalah umatku dan jumlah mereka itu lebih dari 70 ribu." (HR Al Baraz dan perawinya kuat).