Makna Doa Anies Baswedan di Apel Siaga Perubahan
Di Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem kemarin, Anies memanjatkan doa.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar
Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan menjelaskan makna doa yang dipanjatkan dalam Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Ia menjelaskan, doa tersebut merupakan bagian dari ikhtiar menghadirkan perubahan dan perbaikan untuk Indonesia.
"Bahwa kita menyampaikan harapan, memohon pertolongannya agar ikhtiar kita, bisa tercapai dan semua yang kita harapkan, yang kita ikhtiarkan, tapi kami ungkapkan dalam doa itu," ujar Anies usai acara Apel Siaga Perubahan, Ahad (17/7/2023).
"Kita berharap seperti pesan saya di akhir tadi, bahwa kita yakin dengan ikhtiar, dengan niat yang baik, dikerjakan dengan baik, dengan cara yang baik, InsyaAllah akan dibukakan pintu-pintu untuk bisa terlaksana," sambungnya.
Diketahui, Anies menyampaikan pidato politiknya dalam Apel Siaga Perubahan yang ditujukan untuk seluruh kader Partai Nasdem. Di tengah pidatonya, ia menghantarkan doa agar aparat di negeri ini terhindar dari jebakan korupsi.
"Berikan kepada aparat negeri ini keberlimpahan rezeki yang halal serta kecukupan hati agar mereka terhindar dari godaaan korupsi dan jebakan kriminalisasi," doa Anies.
"Jadikan setiap keringat yang mereka teteskan dan setiap senyum warga yang mereka layani sebagai penambah catatan pahala bagi mereka di hari nanti," sambungnya.
Ia juga berdoa agar masyarakat menjadi pelindung dan pengayom bagi generasi muda Indonesia. Jangan sampai anak-anak Indonesia merasakan kemiskinan yang menghimpit dan kekerasan yang menyakitkan.
"Mampukan kami menggendong setiap anak mereka semua pekerja di lini terdepan melayani masyarakat, bebaskan mereka dari kerumitan birokrasi," ujar Anies memanjatkan doa.
Keadilan ingin dihadirkannya bagi seluruh masyarakat, dimulai dari ujung timur Indonesia, yakni Papua. Ia bersama Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusungnya sebagai bakal capres mengusung perubahan dan perbaikan. Konsep tersebut hadir karena aspirasi masyarakat Indonesia yang menginginkan dua hal tersebut.
Dukungan terhadap perubahan dan perbaikan semakin terlihat dalam Apel Siaga Perubahan yang digelar Partai Nasdem hari ini. Sebab puluhan ribu kader Partai Nasdem dalam acara tersebut sudah memperlihatkan semangat tersebut lewat kehadirannya di ibu kota Jakarta.
"Kami berkumpul di tempat ini, dari seluruh lokasi di Indonesia untuk menyatakan bahwa kami ingin perubahan dan perbaikan untuk Indonesia," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.
In Picture: Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi doa yang dipanjatkan Anies Rasyid Baswedan dalam Apel Siaga Perubahan. Menurutnya, doa tersebut adalah harapan untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera.
"Tentunya kita simak baik-baik apa yang menjadi doa beliau, termasuk harapannya agar Indonesia lebih adil, lebih sejahtera, dan masyarakatnya bisa lebih bahagia lagi," ujar AHY usai Apel Siaga Perubahan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/7/2023).
Doa Anies juga senapas dengan perubahan dan perbaikan yang diperjuangkan oleh Partai Demokrat. Tujuan yang sama tersebut tentunya diharapkan dapat tercapai untuk menghadirkan masa depan yang lebih baik untuk rakyat Indonesia.
"InsyaAllah akan dikabulkan karena dihaturkan langsung oleh salam pemimpin, diamini oleh rakyat, oleh kita semua, memiliki tujuan yang sama oleh karena itu menghadirkan perubahan untuk negeri yang kita cintai," ujar AHY.
Dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan kemarina, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaskan semangat perubahan untuk Indonesia. Semangat itulah yang membuat Partai Nasdem mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024.
Menurut Surya, ia dan Partai Nasdem memiliki komitmen moral untuk mengantarkan Anies kepada keberhasilan. Meskipun dukungannya kepada Anies kerap disalahartikan dan menghadirkan kesalahpahaman.
"Tapi bukan berarti, kalau memang niat baik, kesalahpahaman, salah pengertian, kemudian kita merasa terjepit tertekan, tertindas, terhalangi, kemudian kita menyerah? Tidak!" tegas Surya Paloh dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan, Ahad (16/7/2023).
"Kita katakan, InsyaAllah kita belum menyerah," sambungnya.
Ia menegaskan komitmennya dalam pengusungan Anies sebagai bakal capres. Salah satu alasannya adalah untuk membuktikan arti pluralisme.
Ia melanjutkan, pemikiran dinamis dan moderat haruslah diperjuangkan dalam rangka untuk membangun Indonesia. Karenanya, ia memberikan penghormatan tertinggi terhadap semangat pluralisme.
"Kenapa kita harus memilih Anies Baswedan? Karena kita mau membuktikan, pluralisme yang kita hargai bukan hanya di bibir tapi juga dalam praktik kehidupan yang nyata saudara-saudaraku," ujar Surya Paloh.
Disamping itu, ia mengingatkan agar pemilihan umum (Pemilu) 2024 dijalankan secara profesional dan bermoral. Pesan kepada penyelenggara dan pengawas pemilu itu disampaikannya kepada puluhan ribu kader Partai Nasdem yang memenuhi Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
"Terlepas dari semua intervensi kepentingan dan tetaplah tegak lurus pada nilai kejujuran dan keadilan kita memerlukan pemimpin seperti itu," tegas Surya Paloh.
Sebelum pidato Surya Paloh, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menegaskan bahwa ketua umum partainya sudah mengambil keputusan untuk mengusung Anies sebagai bakal capres. Meskipun diakuinya, ada tekanan yang diterima pihaknya usai mendeklarasikan Anies.
"Dalam keputusan ini banyak orang yang pastinya tidak terpuaskan. Dalam keputusan ini, Ketua Umum kita banyak mendapat tekanan-tekanan, tapi kita bangga dengan ketegaran Ketua Umum kita dalam menjaga keputusannya," ujar Ali dalam pidatonya.
Nasdem juga menghadapi posisi sulit setelah mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Sebab, partai dengan warna dominan biru tua itu berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, Ahmad Ali menegaskan pendeklarasian Anies dengan komitmen Partai Nasdem adalah dua hal yang berbeda. Ia menegaskan, Partai Nasdem berkomitmen mengawal pemerintahan Jokowi hingga berakhir pada Oktober 2024.
"Konsistensi kira mengawal pemerintahan sampai tahun 2024, tapi kewajiban kita untuk menghadirkan pemimpin yang InsyaAllah akan mampu memenuhi janji-janji kemerdekaan yang diproklamirkan oleh para pendiri bangsa ketika negara ini dimerdekakan," ujar Ali.