Plt Bupati Bogor: Ada Kekhawatiran Matinya Ekonomi Usai Pembangunan Tol Puncak

Rencana pembangunan tol Puncak masih dalam tahap feasibilty study.

Republika/Putra M. Akbar
Suasana kepadatan kendaraan yang akan menuju kawasan wisata Puncak di Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/6/2023). Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu arah dan ganjil genap untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan kendaraan saat libur panjang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Pusat berencana membangun jalan tol yang sudah tercantum dalam peta nasional untuk mengurai macet di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan menyebut ada kekhawatiran matinya ekonomi di kawasan Puncak usai pembangunan tol tersebut.

Baca Juga


Iwan mengatakan, kekhawatiran itu disampaikan oleh sejumlah pengusaha di sepanjang jalur wisata tersebut. Namun, Iwan mengatakan, Tol Puncak sendiri masih dalam tahap feasibilty study (FS) atau studi kelayakan.

“Itu (kekhawatiran matinya ekonomi) ada. Ya, kita lihat lagi lah FS-nya bagaimana. Apakah akan mengurangi destinasi jalur lama (Jalur Puncak eksisting), mudah-mudahan nanti akan dikaji,” kata Iwan, Senin (17/7/2023).

Lebih lanjut Iwan mengatakan, dalam proses FS yang akan dilaksanakan tahun ini, bisa dilihat apakah dalam pembangunan jalan tol tersebut terkendala oleh berbagai rintangan, sebut saja terkait masalah lingkungan.

Setelah FS, jelas Iwan, baru akan dilanjutkan pada pembuatan Detail Engineering Design (DED). DED ditargetkan akan dilaksanakan tahun depan.

Di samping itu, Iwan berharap ada pembangunan jalan lintas bawah atau underpass di Pasar Cisarua. Di mana titik ini merupakan salah satu penyebab kemacetan karena banyaknya aktivitas warga yang lalu lalang.

“Saya sebagai Plt mudah-mudahan didengar lah, karena solusi mengurai macet, bisa dilihat langsung. Kalau bikin underpass bisa jadi mengurai orang nyebrang,” ucapnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler