Fakta Tentang Rekor Elite Milik Valentino Rossi yang Mustahil Dipecahkan Pembalap Lain
Selama karier di MotoGP, Rossi akrab dengan kemenangan memakai mesin apapun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada tiga nama pembalap motor yang tidak pernah luput disebut saat membahas joki kuda besi paling sukses di sepanjang sejarah MotoGP. Selain Giacomo Agostini dan Angel Nieto, nama Valentino Rossi juga akan selalu masuk hitungan.
Agostini menjadi pembalap paling sukses dengan koleksi total 15 trofi gelar juara dunia di setiap kelas. Sementara pembalap asal Spanyol, Angel Nieto, berada di urutan kedua dengan 13 kali meraih gelar juara dunia. Sedangkan, Rossi berada di urutan ketiga dengan koleksi sembilan gelar juara dunia di semua kelas.
Secara khusus, Agostini dan Rossi juga sama-sama mencatatkan rekor impresif. Dua pembalap asal Italia itu berbagi tempat dalam catatan rider yang mampu meraih kemenangan dengan motor dua percepatan atau dua-tak dan empat percepatan atau empat-tak. Namun, berbeda dari Agostini, yang berkiprah pada 1966 hingga 1975, Rossi memiliki rekor lain yang begitu impresif.
Berdasarkan lansiran laman resmi MotoGP, pembalap yang pensiun pada 2021 itu masih tercatat sebagai satu-satunya sosok yang mampu meraih gelar juara dunia di empat kelas berbeda, 125 cc, 250 cc, 500 cc, dan kelas MotoGP. Tidak berhenti sampai di situ, Rossi juga menggenggam rekor lain, yang sepertinya mustahil bakal disamai oleh pembalap lain.
Rossi menjadi satu-satunya pembalap di sepanjang sejarah MotoGP yang mampu meraih kemenangan dengan motor dengan mesin 500cc dua-tak, 990cc empat-tak, 800cc empat-tak, dan 1.000cc empat-tak. Torehan rekor ini tidak terlepas dari serangkaian perubahan regulasi mesin yang diterapkan oleh Federasi Motorsport International (FIM) dan Dorna selaku penyelenggara gelaran MotoGP.
Perubahan pertama terjadi pada awal milenium baru, tepatnya pada 2001 dan 2002. Saat itu, penyelengara MotoGP menanggalkan penggunaan mesin 500 cc di kelas utama MotoGP. Rossi, yang saat itu memperkuat tim Nastro Azzurro Honda, mampu meraih gelar juara dalam dua musim terakhir era 500cc tersebut.
Mantan pembalap roda dua berusia 44 tahun itu pun menjadi rider terakhir yang menjuarai kelas 500cc. Pada musim berikutnya, tepatnya pada 2002, MotoGP memasuki era baru dengan menerapkan penggunaan mesin 990 cc empat-tak di kelas utama. Hasilnya, dengan menggunakan motor pengembangan terbaru, Honda RC211V, Rossi menjadi kampiun MotoGP pada akhir musim.
Rossi sekaligus menjadi juara pertama di era baru MotoGP. Kesuksesan itu berlanjut pada musim berikutnya. Rossi mampu mempertahankan gelar juara pada musim 2003. Namun, kerja sama dengan Honda berakhir dan Rossi hijrah ke tim pabrikan Yamaha.
Torehan prestasi bersama Yamaha ...
Bersama tim Gauloises Fortuna Yamaha, Rossi tidak perlu waktu lama. Rossi meraih kemenangan di dua musim secara beruntun. Memasuki musim 2017, FIM dan Dorna kembali melakukan perubahan dengan mengurangi kubikasi mesin di kelas utama menjadi 800 cc. Pada akhir musim, Rossi terpaksa finish di peringkat ketiga.
Namun, Rossi kembali menyabet gelar juara dengan mesin motor 800 cc empat-tak. Bersama tim FIAT Yamaha, Rossi menggunakan motor Yamaha YZRM1. Rossi berhasil menyabet gelar juara dunia kelas utama MotoGP pada musim 2008 dan 2009.
Terakhir, pada 2012, penggunaan mesin 1.000 cc empat tak diperkenalkan di kelas utama MotoGP.
Kala itu, Rossi berada di musim kedua bersama tim Ducati. Kendati gagal meraih gelar juara dunia, Rossi masih mampu naik ke podium dengan menggunakan motor Ducati Desmosedici RC12 dalam dua seri balapan pada musim 2012. Bisa dibilang, Rossi menjadi saksi sekaligus pelaku sejarah dalam berbagai era di MotoGP.
Dalam sebuah wawancara dengan crash.net, Rossi mengakui, perpindahan dari mesin 500 cc menjadi 990 cc menjadi salah satu tantangan terberat dalam periode tersebut. ''Perubahan paling besar terjadi dari 500 cc ke 990 cc. Namun, dibandingkan perubahan kapasitas mesin tersebut, perpindahan dari Yamaha ke Ducati jauh lebih sulit,'' ujar Rossi, beberapa waktu lalu.