Casey Stoner, Si Elite tapi Pongah yang Bikin Usaha Valentino Rossi Terlihat Standar
Di mata Stoner, MotoGP sudah tak menantang lagi sehingga layak ditinggal pensiun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Casey Stoner membuat keputusan besar sekaligus mengejutkan pada akhir 2012 dengan memastikan dirinya gantung helm dari dunia MotoGP. Padahal saat itu dirinya sedang berada dalam puncak karier.
Faktor terbesar yang membuat rider asal Australia untuk menyudahi karier balap roda dua adalah kejuaraan MotoGP berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Menurut 'Kuri-Kuri Boy' perkembangan yang terjadi di MotoGP merusak estetika ajang balap motor paling bergengsi tersebut, yang dikatakan Stoner kehilangan esensi sesungguhnya.
"Kenapa saya pensiun? Sederhana saja, saya merasa motor MotoGP saat ini terlalu mudah. Persoalan elektronik, yang mengambil alih kendali, kemudian aerodinamika, dan teknologi lainnya," kata Stoner menjelaskan beberapa waktu lalu seperti dikutip pada, Ahad (23/7/2023).
Kepergian Casey Stoner disayangkan banyak pihak karena MotoGP kehilangan salah satu talenta terbaik yang bisa meramaikan kejuaraan. Meski saat itu Honda langsung mempromosikan Marc Marquez, yang berhasil membuat kejutan dengan memenangi gelar pada musim debutnya.
Namun, Marquez dikatakan belum bisa menggantikan posisi Stoner dan Valentino Rossi yang sama-sama sudah memutuskan pensiun dari arena balap MotoGP.
Lebih lanjut, perkembangan MotoGP yang membuat banyak aturan membuat dirinya merasa tidak nyaman. Ia menilai ketetapan operator terlalu berlebih dan perlu dievaluasi lebih lanjut.
Salah satu keunggulan Stoner ...
Salah satu keunggulan Stoner adalah ketika ia bisa menjinakkan kuda besinya. Stoner pun mengaku lebih menyukai beradaptasi dengan motor balapnya ketimbang meminta mekanik menyesuaikan motor dengan gaya berkendaranya seperti yang lazimnya dilakukan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Marc Marquez.
Pembalap penguji Ducati Michele Pirro menyebut 'settingan' motor standar tidak manusiawi karena sangat sulit untuk dikenali. "Karakteristik Casey Stoner tidak bisa dihentikan, hanya dia pembalap yang benar-benar membuat saya terkesan. Dia memiliki gaya berkendara luar biasa, dirinya bisa memutari lintasan tanpa perangkat pengendali, dan bisa mengatasi semuanya dengan pergelangan tangannya," kata Michele Pirro.
Ketangguhan Stoner dalam menjinakkan setiap kuda besi yang ia gunakan terbukti dengan meraih gelar juara dunia. Ia adalah satu-satunya pembalap yang bisa menjadi juara dunia dengan menggunakan dua motor pabrikan berbeda benua.
Meski rekornya tak sementereng Rossi, Marquez, Mick Doohan, dan Lorenzo, tapi fakta menunjukkan bahwa Stoner bisa menjuarai musim 2007 dengan menggunakan motor Ducati yang ketika itu performanya di bawah pesaing dari Yamaha, Honda, bahkan Suzuki.
Stoner memutuskan pensiun pada usia emas yakni 27 tahun di mana bagi para atlet olahraga angka tersebut sedang dalam puncak tertinggi.