Enam Hadis tentang Pentingnya Memakai Produk Halal
Muslim harus memperhatikan produk yang digunakan halal atau haram.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap Muslim mesti memperhatikan segala yang dikonsumsi dan digunakannya, apakah halal atau haram. Alquran dan hadis telah memberi tuntunan dan memerintahkan untuk mengonsumsi atau menggunakan produk yang halal.
Hal ini telah diperintahkan baik dalam Alquran maupun hadis. Allah SWT berfirman, "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu" (QS Al-Baqarah ayat 168).
Adapun dalam hadis, Nabi Muhammad SAW telah membimbing dan mengingatkan umatnya untuk selalu memperhatikan apa yang dikonsumsi. Sebab jika seorang Muslim mengonsumsi yang haram, maka akan datang ganjaran yang pedih untuknya.
Berikut ini 5 hadis Nabi Muhammad SAW tentang konsumsi atau penggunaan produk halal, yang dapat menjadi pengingat bagi setiap Muslim.
Hadis Pertama
Setiap Muslim harus ingat bahwa yang haram dan halal itu sudah jelas. Dan sepatutnya pula seorang Muslim menghindari perkara yang syubhat demi keselamatan agama dan kehormatannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
إنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَيَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِعهِ وَمَنْ وقَعَ فِي الشُّبْهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
"Sungguh perkara yang halal itu jelas, dan perkara haram itu juga jelas. Antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak orang. Siapa yang menjauhkan dirinya dari perkara syubhat, maka telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia terjerumus dalam perkara haram (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis Kedua
Rasulullah SAW juga bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به»
"Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka api neraka untuknya" (HR Thabrani). Berdasarkan hadis ini, sudah seharusnya seorang Muslim menjaga diri dari hal-hal yang haram, karena yang haram akan mengakibatkan keburukan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Hadits Ketiga
Dalam riwayat Ibnu Masud RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
وَلاَيَكْسِبُ عَبْدٌ مَالاً مِنْ حَرامٍ فَيُنفِقُ مِنْهُ فَيُبَارَكَ لَهُ فِيْهِ وَلاَ يَتَصَدَّقَ بِهِ فَيُقْبَلَ مِنْهُ وَلاَيَتْرُكُهُ خَلْفَ ظَهْرِهِ إلاَّ كاَنَ زَادَهُ إلى النّارِ إنَّ اللّهَ لاَ يَمْحُوْ السَّيْءَ بِالسَّيْءِ وَلكِنْ يَمْحُوْ السَّيْءَ بِالْحَسَنِ إنَّ الْخَبِيْثَ لاَ يَمْحُوْ الْخَبِيْثَ
"Tidaklah seseorang mendapatkan harta dengan cara yang haram, diinfakkan, lalu diberi keberkahan, atau harta tersebut disedekahkan, lalu ditinggal mati, kecuali akan membuatnya semakin dekat dengan api neraka. Sungguh Allah tidak menghapus keburukan dengan kebuurkan, tetapi Allah menghapus keburukan dengan kebaikan, dan sungguh keburukan tidak bisa menghapus keburukan" (HR Ahmad dan Al-Baihaqi).
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Abu Bakar RA, dia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رضي الله عنه، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»، وَفِي رِوَايَةِ الْمُؤَذِّنِ: «أَيُّمَا لَحْمٍ مِنْ سُحْتٍ، فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»
"Setiap tubuh yang tumbuh dari hal-hal yang haram, maka api neraka pantas untuk itu." Dalam riwayat Al Mu'azzin, dikatakan "Daging yang tumbuh dari hal yang haram, maka api neraka untuknya" (Al Bayhaqi dalam Syu'abul Iman (7/504) nomor 5357).
Hadis Kelima
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَة رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يُبَالِي المَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ، أَمِنَ الحَلالِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ»
"Akan tiba waktunya ketika banyak orang yang tidak peduli lagi soal apa yang telah diambilnya, apakah halal atau haram" (HR Bukhari).
Hadits tersebut menjadi peringatan bagi umat Islam untuk terus istiqomah dalam mengikuti perintah-perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka apapun kondisi zamannya, seorang Muslim harus tetap memperhatikan betul-betul asal mula apa yang dikonsumsinya.
Hadis Keenam
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
- يا أيُّها النَّاسُ إنَّ اللَّهَ طيِّبٌ لا يقبلُ إلَّا طيِّبًا ، وإنَّ اللَّهَ أمرَ المؤمنينَ بما أمرَ بِه المرسلينَ فقالَ يَا أيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ وقالَ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ قالَ وذَكرَ الرَّجلَ يُطيلُ السَّفرَ أشعثَ أغبرَ يمدُّ يدَه إلى السَّماءِ يا ربِّ يا ربِّ ومطعمُه حرامٌ ومشربُه حرامٌ وملبسُه حرامٌ وغذِّيَ بالحرامِ فأنَّى يستجابُ لذلِك
Artinya:
Wahai umat manusia, sesungguhnya Allah ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: 'Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal salihlah.' Dan Dia berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian.' Kemudian beliau SAW menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: 'Yaa Rabbku, Ya Rabbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (dalam kondisi demikian) bagaimana doanya akan dikabulkan.'" (HR Muslim).
Hadits tersebut menekankan bahwa Allah menyukai sesuatu yang baik (tayib) dan halal. Inilah pula yang menjadi alasan doa yang dipanjatkan seorang Muslim itu terkabul. Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana Dia perintahkan kepada para rasul-Nya, untuk mengonsumsi yang halal dan beramal saleh.
Allah SWT berfirman, "Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS Al Mukminun ayat 51).
Sumber: