Polisi Gali Keterangan Kasus Meninggalnya Siswa Baru di Ciambar Sukabumi
Siswa baru SMPN 1 Ciambar itu dilaporkan tenggelam di sungai.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polisi masih menyelidiki kasus meninggalnya siswa baru SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Siswa berinisial MA (13 tahun) itu sebelumnya dikabarkan tenggelam di sungai pada Sabtu (22/7/2023).
Jajaran kepolisian sudah mengecek tempat kejadian perkara (TKP) siswa tenggelam itu di aliran Sungai Cileuleuy wilayah Kampung Salawi Girang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi.
“Kapolsek Nagrak bersama dengan anggota Polsek Nagrak melaksanakan cek TKP adanya korban tenggelam di Sungai Cileuleuy,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi AKP Dian Pornomo, Senin (24/7/2023).
Siswa baru SMPN 1 Ciambar itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di TKP. Menurut Dian, jajaran Polsek Nagrak dan personel Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim masih berupaya mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Baik saksi yang ada di lokasi kejadian maupun pihak sekolah.
Kepala Unit Reskrim Polsek Nagrak Aipda Arie Derliboy Hidayat mengatakan, setelah dilakukan pengecekan ke lokasi kejadian siswa tenggelam dan meninggal dunia itu, polisi sudah meminta keterangan dari tiga orang, yaitu teman korban, serta seorang warga yang menemukan dan mengevakuasi jenazah korban. Polisi masih mendalami informasi kasus ini.
Kegiatan MPLS
Sempat muncul kabar kasus tenggelam dan meninggalnya siswa baru SMPN 1 Ciambar itu terjadi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi memberikan klarifikasi.
“Dari keterangan pihak sekolah, peristiwa itu terjadi usai berakhirnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni kepada wartawan, Senin (24/7/2023).
Menurut Jujun, berdasarkan informasi dari pihak sekolah, kegiatan MPLS berakhir pada Jumat (21/7/2023). Namun, setelah MPLS ada kegiatan tambahan, yaitu berupa kegiatan hiking atau jalan-jalan dan makan bareng di luar lingkungan sekolah.
Jujun mengatakan, awalnya kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Namun, kemudian dikabarkan ada beberapa siswa yang keluar barisan atau memisahkan diri dari rombongan. Menurut dia, dilaporkan rombongan siswa yang memisahkan diri itu tidak diketahui guru, kepala sekolah, maupun OSIS yang mengawal kegiatan.
Kemudian, Jujun mengatakan, ada laporan dari orang tua siswa yang menyampaikan anaknya belum kembali dari rumah. Laporan itu ditindaklanjuti dengan upaya pencarian yang dilakukan warga dan pihak sekolah di lokasi yang dicurigai siswa itu berada.
Jujun mengatakan, korban dikabarkan ditemukan di aliran Sungai Cileuleuy wilayah Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Setelah menerima informasi tersebut, Jujun mengatakan, Disdik menggali keterangan dari pihak sekolah, serta bertemu dengan pihak keluarga korban, sekaligus bertakziyah.