Toyota Terkapar di Pasar Mobil China, Sejumlah Pekerja Di-PHK

Penjualan Toyota di China turun 9 persen di semester pertama 2023.

Reuters
Seorang pria berjalan melewati logo Toyota di Tokyo Motor Show, di Tokyo, Jepang 24 Oktober 2019.
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI - Toyota Motor Corp telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa pekerja di salah satu pabriknya di China. Langkah itu dilakukan karena produsen mobil nomor satu Jepang ini berjuang dengan perang harga dan penurunan penjualan di pasar mobil terbesar di dunia tersebut.

Baca Juga


 “Usaha patungan antara Toyota dan Guangzhou Automobile Group (GAC) milik pemerintah China memberhentikan para pekerja selama akhir pekan dan menawarkan kompensasi kepada mereka,” kata para pekerja, yang menolak disebutkan namanya kepada Reuters, Senin (24/7/2023).

Para pekerja yang terkena dampak dipekerjakan oleh perusahaan jasa tenaga kerja dan dikirim untuk bekerja di pabrik GAC Toyota di selatan kota Guangzhou.

Reuters tidak dapat menentukan berapa total pekerja yang diberhentikan. GAC dan Toyota tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Senin.

Pabrik Toyota GAC memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 1 juta kendaraan dan mempekerjakan sekitar 19.000 orang, menurut situs webnya. Pabrik ini menghasilkan model termasuk Camry, Levin dan bZ4X.

Langkah Toyota dilakukan setelah rekan Mitsubishi Motors  mengatakan pada awal Juli akan memangkas biaya staf di perusahaan patungan China dengan GAC untuk mencoba menghidupkan kembali kejayaannya.

Kepala Eksekutif Mitsubishi Motors Takao Kato mengatakan kepada wartawan Senin,  perusahaan belum setuju dengan mitra lokalnya di China bagaimana persisnya dalam melakukan restrukturisasi. Produksi model Outlander baru Mitsubishi tetap ditangguhkan, Kato menambahkan, ini menggambarkan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan di China "parah".

Merek-merek Jepang mengalami penurunan penjualan paling tajam di antara pembuat mobil di China pada paruh pertama tahun ini, dengan pangsa pasar mereka menyusut menjadi 14,9 persen dari hampir 20 persen tahun lalu, menurut Asosiasi Asosiasi Otomotif China. Sementara itu, penjualan merek China menyumbang 53 persen dari total penjualan.

Toyota mengandalkan model kendaraan listrik (EV) untuk menghidupkan kembali penjualan di China, yang turun 9 persen dalam enam bulan pertama. Perusahaan bergabung dengan perang harga yang dimulai oleh Tesla pada bulan Januari dan memangkas harga awal untuk bZ4X EV sebesar 15 persen pada bulan Februari.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler