Staf Kedubes Denmark di Irak Kabur?

Kemenlu Irak sebut staf Denmark di kedutaan telah meninggalkan Irak dua hari lalu

AP Photo/Ali Jabar
Para pengunjuk rasa memanjat tembok di Kedutaan Besar Swedia di Baghdad, Kamis (20/7/2023). Para pengunjuk rasa yang marah dengan rencana pembakaran salinan Alquran menyerbu kedutaan Kamis pagi, membobol kompleks dan menyalakan api kecil.
Rep: Zahrotul Oktaviani / Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak mengutuk aksi pembakaran Alquran yang terjadi di depan kedutaan besarnya di Denmark. Aksi penodaan kitab suci umat Islam ini terjadi untuk kesekian kalinya.

Menurut informasi yang beredar, staf Denmark yang bekerja di kedutaan di Baghdad disebut telah meninggalkan Irak setelah muncul gelombang protes. Namun, pihak pemerintah Kopenhagen mengatakan stafnya tidak ditarik dari Irak.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan, staf Denmark di kedutaan telah meninggalkan Irak dua hari lalu. Dia tidak merinci alasan atau waktu yang lebih rinci terkait hal tersebut.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan kedutaan di Baghdad telah ditutup untuk liburan musim panas sejak 22 Juli. "Kami belum mundur dari Irak," kata dia.

Meski begitu, juru bicara ini menolak untuk mengomentari apakah staf telah meninggalkan negara atau tidak selama penutupan.

Tak hanya di Irak, Muslim di Iran juga sempat melakukan aksi protes, setelah Denmark dan Swedia mengizinkan pembakaran Alquran. Izin ini diberikan di bawah aturan yang melindungi kebebasan berbicara.

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengatakan dia mengutuk pembakaran itu. Menurutnya, apa yang terjadi tidak merepresentasikan negara tersebut.

"Tindakan provokatif dan memalukan ini tidak mewakili pandangan pemerintah Denmark. Seruan kepada semua orang untuk mengurangi ketegangan. Kekerasan tidak boleh menjadi tanggapan," kata Rasmussen dalam akun Twitter miliknya.

Dilansir di Gulf Times, Selasa (25/7/2023), para pengunjuk rasa di Irak membakar kedutaan Swedia di Baghdad, pada Kamis (20/7/2023) lalu. Kementerian Luar Negeri Irak lantas meminta otoritas negara-negara Uni Eropa untuk segera mempertimbangkan kembali apa yang disebut kebebasan berekspresi, serta hak untuk berdemonstrasi.

Selang beberapa hari kemudian, para pengunjuk rasa berkumpul di Baghdad pada Sabtu (22/7/2023) di tengah pengamanan ketat. Di hari itu, jembatan yang mengarah ke Zona Hijau yang menampung banyak kedutaan asing ditutup, setelah upaya para demonstran untuk sampai ke Kedutaan Besar Denmark.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler