Sekjen PBB Peringatkan Donasi Biji-bijian tidak Dapat Perbaiki Harga Pangan Global
Harga gandum global telah melonjak sekitar 10 persen dalam 10 hari terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (27/7/2023) memperingatkan, donasi pangan tidak akan memperbaiki dampak dari berakhirnya kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam dengan aman selama setahun terakhir. Guterres mengatakan, donasi biji-bijian dari negara tertentu tidak dapat memperbaiki harga pangan global.
"Jelas bahwa ketika mengeluarkan jutaan dan jutaan ton biji-bijian dari pasar, akan menyebabkan harga yang lebih tinggi. Jadi, bukan dengan sedikit donasi ke beberapa negara. Kami memperbaiki dampak dramatis yang memengaruhi semua orang, di mana saja," ujar Guterres.
Harga gandum global telah melonjak sekitar 10 persen dalam 10 hari terakhir setelah Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli 2022. Sejak keluar dari kesepakatan itu, Rusia mulai menargetkan infrastruktur biji-bijian dan pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dan Sungai Danube.
Guterres tidak secara gamblang menyebutkan negara mana yang mengirimkan donasi biji-bijian. Namun pernyataan Guterres mengisyaratkan bahwa dia menyindir Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis mengatakan, Rusia akan mengirimkan hingga 50.000 ton bantuan biji-bijian ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Eritrea, dan Republik Afrika Tengah dalam tiga hingga empat bulan ke depan. Pengiriman biji-bijian itu dilakukan secara gratis. Putin menegaskan, Rusia dapat menggantikan ekspor biji-bijian Ukraina secara komersial maupun bantuan hibah untuk negara-negara Afrika yang paling membutuhkan.
"Saya telah mengatakan bahwa negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina, baik secara komersial maupun sebagai bantuan hibah untuk negara-negara Afrika yang paling membutuhkan, terlebih lagi karena kami mengharapkan rekor panen lagi tahun ini," kata Putin.
Ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi Barat. Tetapi, Moskow mengatakan, pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menjadi penghalang pengiriman. Rusia memiliki daftar permintaan yang ingin dipenuhi untuk meningkatkan ekspornya sendiri.
Di bawah kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, Ukraina telah mengirim hampir 33 juta ton biji-bijian. Kesepakatan ini bertujuan untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Ukraina dan Rusia adalah pengekspor biji-bijian utama global.
Harga gandum global mencapai sekitar setengah dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Maret 2022 setelah invasi Rusia. Guterres mengatakan, setiap kenaikan harga gandum akan berdampak kepada negara berkembang dan orang-orang berpenghasilan menengah, bahkan negara yang rentan.