Pedro Acosta, Calon Penerus Marc Marquez di MotoGP yang Sudah Dapat Sorotan Sejak di Moto3

Acosta digadang-gadang akan memperkuat KTM di MotoGP musim depan.

EPA-EFE/CLAUDIO GIOVANNINI
Pembalap Moto2 KTM Pedro Acosta yang digadang-gadang jadi penerus Marc Marquez.
Rep: Rahmat Fajar Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedro Acosta dianggap sebagai calon bintang masa depan MotoGP penerus Marc Marquez. Ada optimisme di Spanyol bahwa pembalap berusia 19 tahun itu akan memiliki karier panjang dan sukses di MotoGP. Mentalnya sudah terasah yang mengaku sudah terbiasa dengan tekanan saat banyak kamera menyorotinya.

Baca Juga


Namun Acosta enggan memikirkan tentang penilaian orang bahwa akan menjadi bintang masa depan di MotoGP. Ia juga tidak risih dengan banyaknya sorotan ketika ada di arena balapan.

“Anda harus membayangkan: Saya berusia 16 tahun, masuk ke Moto3 dan tiba-tiba memiliki lebih banyak sorotan kamera daripada Marquez atau Fabio Quartararo. Saya diikuti oleh kamera sepanjang hari… Orang-orang gila, terutama di Spanyol. Itu lebih sulit daripada sekarang, hampir 20 tahun,” ujarnya dilansir dari Crash, Sabtu (29/7/2023).

Sebagai pembalap, menurut Acosta, harus memahami menjadi pusat perhatian banyak orang. Sebab mereka adalah penggemar dan pembalap dapat menjadi pahlawan bagi mereka. Sebagai pembalap, ia harus memahami ketika banyak penggemar datang ke perlombaan untuk berswafoto dengan idolanya.

Acosta digembar-gemborkan untuk berlaga di MotoGP musim depan bersama KTM. Harapan juga muncul bahwa Acosta bisa menjadi satu tim dengan Marquez di KTM. Namun KTM bersikeras akan mempertahankan empat pembalapnya yang ada saat ini yakni Jack Miller, Brad Binder, Pol Espargaro dan Augusto Fernandez sambil mencarikan ruang untuk Acosta.

“Saya mengerti bahwa Dorna ingin membuat olahraga ini lebih menarik bagi kaum muda. Namun kita punya masalah: Di banyak negara, orang harus membayar untuk menonton balapan di TV. Ini tidak bagus,” kata Acosta tentang masa depan MotoGP.

Acosta menginginkan MotoGP dapat dinikmati dengan mudah oleh siapa pun melalui televisi. Sebab dengan menyaksikan balapan bisa mengetahui pembalap-pembalap yang ada di MotoGP. Itu seperti yang dialami Acosta pada masa silam. Untuk meningkatkan antusiasme orang menonton MotoGP lewat televisi adalah menghentikan TV berbayar, Netflix dan semacamnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler