Lantik Empat Guru Besar, Rektor Nilai Bisa Dongkrak Profil Unisba
Berbagai karya yang dihasilkan para guru besar ini tentu akan dinantikan Unisba.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali mengukuhkan empat orang guru besar pada Sabtu (29/7/2023). Pengukuhan guru besar ini dilakukan langsung oleh Rektor Unisba, Prof Dr H Edi Setiadi, SH MH yang dilaksanakan di Aula Unisba.
Keempat orang guru besar tersebut adalah Prof Dr Ir Hilwati Hindersah, MURP (Guru Besar dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota pada Fakultas Teknik Unisba), Prof Dr Ike Junita Triwardhani, S Sos MSi (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof Dr M Wildan Bin H M Yahya Drs MPd (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Tasawuf Pada Fakultas Dakwah Unisba), dan Prof Dr Sri Fadilah, SE MSi Ak CA ACPA (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba).
Prof Edi mengatakan, keempat guru besar yang dikukuhkan ini telah berhasil memperoleh jabatan tertinggi di dunia akademik yang mempunyai kewenangan akademik tertinggi dan tanggungjawab yang lebih besar.
“Guru besar adalah maha guru dengan segala kelebihannya. Dan jabatan ini haruslah merupakan cita-cita seluruh dosen. Maha besar Allah yang telah menjadikan mereka dari guru kecil menjadi guru besar,” katanya
Menurutnya, kalau lihat komposisi jumlah guru besar di Unisba sebenarnya sudah cukup. Tapi, pihaknya terus mendorong agar semua dosen mau menjadi guru besar.
Prof Edi menilai, kehadiran empat orang guru besar ini akan berdampak kepada semakin mendongkraknya profil Unisba. Karena, peningkatan cacah guru besar mempunyai dimensi institusional, serta adanya harapan personal dari masing-masing.
Unisba, kata dia, dengan kawalan dua puluh lebih Guru Besar kata Rektor, akan selalu aktif dalam meningkatkan kualitas hidup. “Tidak hanya berceramah dari menara gading saja, kiprah kongkrit berupa penyelesaian masalah atau pemberi solusi harus menjadi focus concern dari para guru besar dengan cara menghubungkan aktivitas akademik berupa riset dan pembelajaran dengan masyarakat di luar kampus. Dengan goalnya adalah kehadiran Unisba harus memberi manfaat terbesar bagi masyarakat,” paparnya.
Rektor mengatakan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru besar antara lain, pengembangan diri lebih jauh dalam arti mengembangkan kecendekiawanan publik dengan turut serta memecahkan berbagai persoalan dalam masyarakat.
Selain itu, kata dia, melakukan riset secara berkesinambungan terutama yang langsung bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, pengembangan kemitraan dengan komunitas. Tujuannya, adalah menjadi ragi bagi masyarakat, pengembangan jejaring informasi publik dengan cara menyumbangkan karya atau data dari berbagai risetnya kepada masyarakat, dan pengembangan literasi warga dengan jalan yang sangat mudah dan sederhana yaitu menulis opininya di koran dan media lainnya. Serta, menjadi intelektual publik.
Maha guru, kata dia, bukan akhir dari kehidupan akademik. Namun, menjadi momentum untuk menyadarkan diri bahwa dipundak para guru besar tersemat amanah yang sangat besar.
“Berbagai karya yang dihasilkan para guru besar ini tentu akan dinantikan Unisba,” katanya.