Khadijah, Istri Nabi Muhammad yang Bertabur Inspirasi

Khadijah merupakan ibu yang melahirkan Fatimah dan menurunkan orang shaleh.

Republika/Prayogi
Muslim mengaji sirah Nabi Muhammad.
Rep: Rossi Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri Rasulullah ﷺ, Khadijah Binti Khuwailid senantiasa setia ketika tantangan dan cobaan berat sedang menimpa suaminya.

Baca Juga


Suatu kali terjadi peristiwa besar yang dialami Rasulullah ﷺ. Saat beliau menyendiri di Goa Hira, merenungi kebesaran Penciptanya dan meninggalkan hiruk pikuk kejahiliahan kaumnya, datanglah malaikat Jibril menurunkan wahyu-Nya yang pertama. 

Dikutip dari Kisah Wanita-Wanita Teladan oleh Abdullah Haidir, Berkali-kali malaikat Jibril memeluknya dengan kuat seraya memerintahkan : “Bacalah !”, Berkali-kali itu pula Rasulullah ﷺ menjawab: “Saya tidak dapat membaca !” Kemudian turunlah ayat dalam surat al-Alaq: 1-5.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah meciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq ayat 1-5) 

Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah ﷺ kembali ke rumahnya dengan badan gemetar. Ketakutannya masih belum hilang dengan apa yang baru saja dia alami. 

Beliau segera masuk menemui Khadijah, seraya berkata: “Selimuti aku.... Selimuti aku”.  Khadijah segera menyelimutinya. 

Perasaan takut Rasulullah ﷺ mulai reda, kemudian beliau menceritakan kepada istrinya yang setia apa yang terjadi di goa Hira. 

“Saya khawatir jika terjadi apa-apa pada diri saya”, ujar Rasulullah ﷺ. 

Khadijah segera menenangkan dan menghibur suaminya. “Tenanglah, demi Allah, Dia tidak akan pernah menghinakanmu, engkau adalah orang yang suka menyambung silaturrahim, berkata jujur dan membantu orang lemah serta suka menolong pada jalan kebaikan”. 

Kemudian Khadijah mengajak Rasulullah ﷺ pergi ke rumah pamannya, Waraqah bin Naufal seorang tua renta dan buta yang banyak mengetahui isi Kitab Taurat dan Injil.

Khadijah menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal tersebut Waraqah tampak gembira:

“Itu adalah Jibril yang Allah turunkan kepada Nabi Musa, dan engkau adalah Nabi bagi umat ini”. Katanya berseri-seri. 

Demikianlah, Khadijah merupakan istri teladan, penolong utama Rasulullah ﷺ. Dia membela Rasulullah ﷺ dengan jiwa dan hartanya. Dia pula yang pertama kali beriman dan membenarkan da'wah Rasulullah ﷺ, dan ikut merasakan berat dan pedihnya tantangan dakwah yang dialami Rasulullah ﷺ. 

Karena itu, ketika Khadijah meninggal, kenangan indah bersamanya selalu terbayang di benak beliau : 

Beliau ﷺ bersabda: “Dia beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar kepadaku, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dia menyerahkan hartanya untukku ketika orang-orang mencegah hartanya untukku, dan Allah memberiku keturunan lewatnya, sementara yang lainnya tidak mendapatkannya” 

Begitu seterusnya, Khadijah mendampingi Rasulullah ﷺ pada masa awal perjuangannya yang sangat berat, hingga ajal menjemputnya. 

Semasa Khadijah hidup, Rasulullah ﷺ tidak menikah dengan wanita selainnya. Semoga Allah meridhainya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler