7.500 Warga Terancam Kelaparan Dampak Kekeringan di Kabupaten Puncak Papua Tengah

Enam orang warga dilaporkan meninggal diduga akibat diare dan dehidrasi.

Republika/Prayogi
Area persawahan yang mengering, Senin (31/7/2023). (Ilustrasi)
Rep: Fauziah Mursid Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kurang lebih 7.500 warga terdampak bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Hal ini didasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak per Ahad (30/7/2023).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kemarau berkepanjangan diiringi cuaca dingin ekstrim memicu terjadinya gagal panen warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Hal ini membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makan dan air bersih, hingga dilaporkan lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia karena diduga diare dan dehidrasi.

"Penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah. Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, Senin (31/7/2023).

Muhari mengatakan, operasi pemantauan dan penanganan kesehatan ini juga didampingi oleh Emergency Medical Team (EMT) Regional Papua. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Puncak juga telah mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan yang meliputi makanan siap saji, makanan anak, lauk pauk, biskuit dan lainnya.

Muhari mengatakan, Pemerintah pusat juga turut memberi perhatian dalam penanganan darurat kekeringan di kawasan Pegunungan Tengah Papua itu. Rencananya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto   akan bertolak ke Kabupaten Papua Tengah pada Rabu (2/8/2023) dini hari.

Tim akan membawa dan menyerahkan langsung dukungan logistik serta peralatan kepada pemerintah daerah setempat. “Kami BNPB bersama Menko PMK sebagai representasi pemerintah pusat akan hadir memberikan dukungan langsung kepada pemerintah Kabupaten Puncak atas bencana kekeringan. Semoga dukungan itu dapat meringankan beban saudara kita di sana,” ujar Suharyanto, Senin (31/7/2023).

Dukungan logistik yang akan diserahkan oleh Kepala BNPB itu meliputi; makanan siap saji 10 ribu paket, rendang kemasan 3.000 paket, susu protein 3.000 paket, sembako 3.000 paket. Selanjutnya tenda gulung 2.000 paket, selimut 10.000 lembar, matras 2.000 lembar, kasur lipat 2.000 buah, pakaian anak 2.000 stel, pakaian dewasa 2.000 stel, tenda pengungsi 4 unit, genset listrik 20 unit, motor trail 3 unit dan beras 50 ton.

Sedangkan pendistribusian logistik dan peralatan dari BNPB kepada masyarakat terdampak kekeringan akan dibantu oleh TNI dan Polri. Hal ini mengingat kondisi medan yang berat dan hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua serta helikopter.

"Meskipun demikian Kepala BNPB akan memastikan bahwa bantuan pemerintah tersebut sampai di tangan masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler