Tiga Misi Manusia di Bumi dari Allah SWT

Misi utama manusia diciptakan di muka bumi untuk beribadah.

www.freepik.com
Tiga Misi Manusia di Bumi dari Allah SWT
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat pemberian yang diemban manusia.

Pertama, misi utama manusia diciptakan di muka bumi untuk beribadah. Sebagaimana diterangkan dalam surat Az Zariyat ayat 56.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (QS Az Zariyat ayat 56).

Kedua, misi untuk manusia dari Allah SWT adalah misi fungsional sebagai khalifah. Sebagaimana diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 30.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS Al Baqarah ayat 30).

Baca Juga


Secara harfiah, kata khalifah berarti wakil atau pengganti, dengan demikian misi utama manusia di muka bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Jika Allah adalah Sang Pencipta seluruh jagat raya ini maka manusia sebagai khalifah-Nya berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya itu, utamanya bumi dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan.

Misi untuk manusia dari Allah SWT adalah...

Ketiga, misi untuk manusia dari Allah SWT adalah misi operasional untuk memakmurkan bumi. Hal ini diterangkan dalam surah Hud ayat 61.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

Kepada (kaum) Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya)” (QS Hud ayat 61)

Dilansir dari buku Penciptaan Manusia dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun atas kerja sama Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2010.

Surah Hud Ayat 61 dalam penjelasan Tafsir Ringkas Kementerian Agama, ayat tersebut menjelaskan Allah telah menciptakan manusia dari bumi, yakni Nabi Adam yang diciptakan Allah dari tanah, dan menugaskanmu (umat manusia) memakmurkannya. Karena kamu memang layak untuk mengurus bumi dengan bercocok tanam, membangun rumah, mendirikan bangunan, gedung-gedung tinggi, dan lain sebagainya. Tapi ternyata di antara kamu ada yang melakukan pelanggaran dengan berbuat kerusakan, seperti eksploitasi hutan maupun hasil bumi secara besar-besaran tanpa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam serta lingkungannya.

Karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang kamu lakukan, kemudian bertobatlah kepada-Nya dengan meninggalkan perbuatan syirik dan dosa, lalu sembahlah Allah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler