Dampak Kekeringan, Daerah di Dua Kecamatan Sukabumi Minta Bantuan Pipa Air
Pipa itu dibutuhkan untuk mengalirkan air ke lahan pertanian atau rumah warga.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merespons permintaan bantuan pipa air dari daerah di dua kecamatan. Pipa itu dibutuhkan untuk membantu mengalirkan air menuju lahan pertanian atau rumah warga.
Permintaan bantuan pipa itu menyusul kesulitan pasokan air dampak kekeringan musim kemarau. “Dua wilayah, yakni Kecamatan Ciracap dan Jampangtengah, meminta bantuan pipa untuk membantu mengalirnya air,” ujar Subkoordinator Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim kepada Republika, Rabu (2/8/2023).
Medi mengatakan, daerah di Kecamatan Ciracap mengajukan bantuan pipa dua bulan lalu, juga toren untuk menyimpan air bersih. Sementara daerah di Kecamatan Jampangtengah mengajukan bantuan pipa pada Juli.
Permintaan bantuan itu langsung direspons oleh BPBD. Diharapkan pipa itu dapat membantu penyaluran air dari sumbernya untuk pengairan lahan pertanian agar tak mengalami kekeringan maupun ke rumah warga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Menurut Medi, BPBD Kabupaten Sukabumi juga siap menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang kesulitan akibat dampak kekeringan. Untuk bantuan air bersih itu BPBD berkoordinasi dengan PDAM. “Hingga kini belum ada permintaan pasokan air bersih,” ujar dia.
Meski demikian, Medi mengatakan, BPBD siap memfasilitasi ketika ada pengajuan bantuan air bersih. Ia meminta semua pihak mewaspadai potensi dampak kekeringan pada musim kemarau ini. Terlebih di daerah yang biasa terdampak kekeringan.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menyebut sudah ada laporan daerah terdampak kekeringan. Dilaporkan debit air Sungai Cidahu menyusut. Air sungai itu biasanya digunakan untuk mengairi lahan pertanian.
“Kecamatan yang melaporkan kekeringan di Jampangtengah, tepatnya di Kampung Naringgul, Desa Jampangtengah,” kata Daeng.
Daeng mengatakan, dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, lebih dari setengahnya dinilai berpotensi terdampak kekeringan saat musim kemarau. “Terdapat 28 kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Sukabumi berpotensi mengalami kekeringan maupun krisis air bersih pada musim kemarau,” katanya.
Salah satunya wilayah Jampangtengah. Selain itu, wilayah Kecamatan Ciracap, Bantargadung, Ciemas, Cicurug, Cidahu, Cikakak, Cisolok, Gunungguruh, Gegerbitung, Parakansalak, Bojonggenteng, Parungkuda, Cibadak, Cikembar, Jampangkulon, Purabaya, dan Sagaranten.
Kemudian wilayah Kecamatan Cireunghas, Nagrak, Sukalarang, Cisaat, Palabuhanratu, Lengkong, Pabuaran, Waluran, Simpenan, dan wilayah Kecamatan Warungkiara.