Sinopsis Catatan Si Boy, Harta Tak Membutakan Agama
Catatan Si Boy mengisahkan lelaki muda kaya raya tapi rendah hati dan taat beragama.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mencari film yang pas untuk anak muda dengan pesan menohok, mungkin Catatan Si Boy bisa menyampaikannya dengan baik. Film yang merupakan remake dari film aslinya di 1980-an, mengajarkan bahwa harta tidak selalu membutakan agama seseorang.
Dibuka dengan suara adzan subuh, Boy (Angga Yunanda) langsung bangun dari tidurnya dan menunaikan solat. Ketika paginya sudah bersiap untuk pergi dengan mobil BMW hijau andalannya, disorot pula Alquran yang ada di atas meja kamar Boy menandakan itu selalu dibaca.
Keteguhan Boy atas agama yang urusannya pribadi dengan Tuhan, lantas tercermin dalam kebaikan hati Boy ke sesama manusia. Diperlihatkan pula ketika seorang kakek kesulitan saat hendak menyebrang, Boy langsung dengan cepat menggendong sang kakek.
Ketika agama ditegakkan, maka orang se-kaya raya Boy pun tak malu membantu kakek yang strata sosialnya jauh di bawah Boy. Begitu pula saat melihat orang dalam kesulitan, Boy langsung membantu tanpa pikir panjang.
Bukan hanya soal ibadah, karena paham dengan agamanya, Boy juga tidak pernah meminum minuman beralkohol. Sekali pun berada di dalam sebuah club bahkan sudah dituangkan ke gelas, Boy menghargai hanya dengan bersulang tanpa meminumnya.
Harkat perempuan juga dijaga oleh Boy, ketika ia hanya mencintai satu orang perempuan saja, Nuke (Syifa Hadju). Pun ketika terpisah jarak dengan Nuke dan dekat dengan seorang perempuan, Vera (Alyssa Daguise), justru Vera lah yang secara agresif berkontak fisik dengan Boy.
Film ini akan memperlihatkan kepada penonton bagaimana agama yang dipegang teguh Boy, ternyata mampu membuat kehidupannya menjadi baik dalam segala lini. Tidak hanya itu, Boy juga dikagumi banyak orang karena bermoral dan tentu parasnya yang tampan.
Tayang 17 Agustus 2023, Catatan Si Boy diterjemahkan oleh sutradara Hanung Bramantyo dari naskah 1980-an menjadi naskah Gen Z era 2022. Karakter Emon yang dulu juga cukup ikonik, kini diperankan dengan pas oleh Elmand, memberi bumbu-bumbu komedi yang segar.
Meski naskah diubah menjadi lebih masa kini, tetapi konflik yang menjadi fokus utama percintaan di film aslinya, tetap dibawa di film sekarang. Dibuat lebih relevan, dengan Hanung yang mengubah akhir ceritanya berbeda dengan yang versi asli.
Catatan Si Boy cukup bisa dinikmati oleh kalangan dewasa muda, hingga dewasa tua yang ingin bernostalgia. Hanya saja, adegan per adegan ditampilkan secara padat namun terlalu cepat, sehingga banyak sekali yang belum tergali lebih dalam menyoal karakter dan konfliknya.
Kemudian, ada pula adegan yang sebenarnya bisa diganti dengan sesuatu yang lebih menggambarkan kondisi perisakan di kampus, daripada hanya sekedar battle dance. Walaupun, mungkin ini hanya untuk memperlihatkan bagaimana Boy juga membenci bullying itu sendiri.
Secara keseluruhan, alur cerita di film ini sangat ringan karena rupanya Hanung memang diwanti-wanti untuk tidak menyelipkan dialog berat. Angga Yunanda berhasil membawakan citra Mas Boy versi Gen Z dengan pesonanya secara manis tapi tidak too much.