Bolehkah Membentangkan Kain untuk Menutupi Jenazah yang Dikubur?
Proses penguburan jenazah dijelaskan oleh Imam Qurthubi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika proses memasukkan jenazah ke dalam kubur, apakah boleh bagi orang yang hidup membentangkan kain di atas kuburan untuk menutupi jenazah yang sedang dikubur tersebut sampai selesai proses penguburan?
Tentang pembahasan membentangkan kain di atas kuburan saat proses penguburan jenazah untuk menutupi jenazah yang dikubur dijelaskan oleh Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 271-273.
Imam Qurthubi menukil beberapa riwayat dan menjelaskan beberapa pendapat tentang membentangkan kain di atas kuburan saat proses penguburan jenazah.
أبو هدبة إبراهيم بن هدبة قال حدثنا أنس بن مالك أن رسول الله ﷺ : تبع جنازة فلما صلى عليها دعا بثوب فبسط على القبر وهو يقول: لا تطلعوا في القبر فإنها أمانة ، فلعسى يحل العقد فترى حية سوداء مطوقة في عنقه فإنها أمانة ولعله يؤمر به فيسمع صوت السلسلة ، فإنها أمانة.
Artinya: Abu Hadbah Ibrahim Hadbah berkata, telah menceritakan pada kami Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW pernah mengikuti jenazah, maka setelah mensholati atas jenazah tersebut, Rasulullah meminta kain. Maka, rasul membentangkan kain tersebut di atas kuburan, lalu rasul berkata: Jangan engkau sekalian melihat ke dalam kubur karena sesungguhnya jenazah itu amanat. Barangkali tali kafannya terlepas, lalu ada seseorang yang melihat seekor ular hitam yang melilit leher mayit, sesungguhnya mayit itu amanah. Barangkali mayit itu disiksa lalu terdengar suara rantai,".
وذكر عبد الرزاق عن ابن جريج عن الشعبي عن رجل أن سعد بن مالك قال : أمر النبي ﷺ بثوب فستر على القبر حين دفن سعد بن معاذ فيه قال : وقال سعد: إن النبي ﷺ نزل في قبر سعد بن معاذ وستر على القبر بثوب فكنت فيمن أمسك الثوب.
Dan dikatakan oleh Abdur Rozaq dari Ibnu Juraij dari Asy Sya'bi dari seorang lelaki bahwa Sa'ad bin Malik berkata Nabi SAW memerintahkan mengambil kain maka beliau menutup atas kubur ketika mengubur Sa'ad bin Mu'adz. Perawi berkata: Sa'ad berkata: Sesungguhnya nabi SAW turun ke dalam kubur Sa'ad bin Mu'adz dan menuruti kubur dengan kain maka aku pun memegang kain itu.
Imam Qurthubi menjelaskan...
Imam Qurthubi menjelaskan terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai menutup kubur dengan membentangkan kain di atasnya. Ada yang berpendapat makruh, ada juga yang berpendapat membolehkan untuk wanita dan ada juga yang membolehkan untuk jenazah lelaki maupun wanita.
اختلف العلماء في هذا الباب: فكان عبد الله بن يزيد وشريح وأحمد بن حنبل يكرهون مد الثوب على الرجل ، وكان أحمد وإسحاق يختاران أن يفعل ذلك بقبر المرأة ، وكذلك قال أصحاب الرأي ولا يضر عندهم أن يفعلوا ذلك بقبر الرجل.
Terdapat ikhtilaf para ulama dalam bab ini (membentangkan kain di atas kubur). Abdullah bin Yazid dan Syuraih dan Ahmad bin Hambal menghukumi makruh membentang kain di atas kubur laki-laki, adapun Ahmad dan Ishaq memilih membentangkan kain di atas kubur wanita. Begitu juga dikatakan sebagian periwayat bahwa tidak ada salahnya untuk mengerjakan hal serupa (membentangkan kain di atas kubur) pada kuburan lelaki.
Sementara itu Abu Tsaur juga berpendapat membentangkan kain menutupi jenazah yang dikubur dibolehkan.
وقال أبو ثور: لا بأس ذلك بقبر الرجل والمرأة وكذلك قال الشافعي: وستر المرأة عنده آكد من ستر الرجل ، وذكره ابن المنذر .
Abu Tsaur berkata: tidak apa-apa itu (membentangkan kain di atas kubur) pada kuburan laki-laki dan perempuan, dan itu semua dikatakan Imam Syafi'i: dan menutupi perempuan lebih penting dibandingkan menutupi lelaki. Disebutkan oleh Ibnu Mundzir.
Oleh sebab itu Imam Qurthubi juga berpendapat bolehnya membentangkan kain untuk menutupi jenazah yang dikubur sebagaimana bersandar pada hadits yang diriwayatkan melalui jalur Anas.
قلت: ستر الرجل والمراة للعلة التي جاءت في حديث أنس ، واقتداء بفعله ﷺ في ستر سعد بن معاذ رضي الله عنه.
Maka saya berpendapat: menutup (dengan kain di atas kubur) lelaki dan perempuan untuk alasan yang seperti terdapat pada hadits yang diriwayatkan Anas yaitu mengikuti yang dikerjakan nabi Muhammad SAW saat menutupi Sa'ad bin Mu'adz. Wallahu'alam.