Menikmati Panganan Banh Mi di Vietnam
Bahn mi serupa sandwich menggunakan roti baguette khas Perancis.
REPUBLIKA.CO.ID, DA NANG -- Pengaruh Prancis, yang menduduki Vietnam sekitar tahun 1800an, tidak hanya terlihat dari arsitektur bangunan yang menghiasi kota-kota negara itu, tapi, juga terasa dalam sajian makanan.
Jejak itu masih ada hingga sekarang, terutama untuk urusan kuliner. Salah satu restoran yang menyajikan hidangan bercita rasa Perancis ada di rumah makan Banh Mi Phoung, yang ada di kota Hoi An, Vietnam.
Rumah makan ini menyajikan sandwich (roti isi) banh mi menggunakan roti baguette khas Perancis, yang diklaim terbaik di dunia berdasarkan pendapat koki yang berpengaruh di dunia asal Amerika Serikat, mendiang Anthony Bourdain. Pilihan menu di Banh Mi Phoung cukup banyak, mulai dari roti isi sosis, omelet, ayam dan keju, daging sapi, daging babi hingga daging burung unta dan tuna.
Banh mi isi sapi keju terasa gurih dengan potongan tipis daging sapi. Bumbu pada daging tidak terlalu "menonjok" lidah sehingga jika ingin memperkaya cita rasa, tambahkan saus sambal yang tersedia di meja.
Sedangkan untuk banh mi dengan isian ayam dan keju, terasa nikmat dipadukan dengan rasa segar dari daun mint, keju dan saus manis. Isiannya juga lengkap dengan bawang bombai, paprika dan mentimun.
Selain banh mi, Vietnam juga terkenal dengan minuman kelapa yang disajikan dalam satu buah utuh, seperti di Indonesia. Pengunjung bisa menikmati rasa kelapa yang manis dan segar meskipun tidak di campur gula dan daging kelapa juga cukup tebal untuk bisa dimakan dengan sendok.
Harga untuk satu roti cukup terjangkau yaitu sekitar 35.000 - 45.000 dong Vietnam (sekitar Rp 22.500 - Rp 29.000), sementara untuk minuman, termasuk buah kelapa utuh, sekitar 40.000 dong Vietnam (Rp 25.000).
Suasana toko Banh Mi Phoung sangat khas dengan hiasan ala Vietnam, yaitu terdapat banyak lampion warna-warni. Di meja makan pun terdapat pemandangan unik, yaitu foto-foto yang ditinggalkan para pengunjung di bawah kaca meja sebagai tanda mereka pernah singgah di sana.
Untuk bisa menikmati roti ini, pengunjung harus rela sabar dan antre karena toko yang tidak terlalu besar dan tempat duduk yang terlalu banyak. Namun, penantian itu sepadan dengan kenikmatan dan ukuran roti yang cukup mengenyangkan.