Iran: Hubungan dengan Saudi Berkembang Selangkah demi Selangkah
Amirabdollahian akan menjadi menlu pertama Iran yang mengunjungi Saudi dalam 7 tahun
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Amirabdollahian, berencana mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat. Dia hendak memenuhi undangan dari Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Iran menyebut hubungannya dengan Saudi meningkat selangkah demi selangkah.
Dalam konferensi pers yang digelar Senin (14/8/2023), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengungkapkan, kunjungan Amirabdollahian ke Saudi akan dilakukan segera. Namun Kanaani tak bisa memberi kapan persisnya Amirabdollahian bertolak ke Riyadh.
Kanaani hanya menjelaskan bahwa dalam lawatannya nanti, Amirabdollahian dan Pangeran Faisal akan mendiskusikan berbagai isu, termasuk perluasan kerja sama bilateral di bidang ekonomi. “(Hubungan Iran-Saudi) berkembang selangkah demi selangkah,” ujarnya, dikutip Anadolu Agency.
Jika terealisasi, Amirabdollahian akan menjadi menlu pertama Iran yang mengunjungi Saudi dalam tujuh tahun terakhir. Iran dan Saudi sempat memutuskan hubungan diplomatik. Kedua negara sepakat melakukan rekonsiliasi dan pemulihan hubungan pada Maret lalu.
Pekan lalu Arab Saudi dilaporkan telah resmi mengoperasikan kembali kedutaan besarnya di Teheran. Saudi menutup kedutaannya di Iran selama tujuh tahun menyusul putusnya hubungan kedua negara. "Kedutaan Arab Saudi di Republik Islam Iran telah secara resmi memulai kegiatannya,” kata kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA), dalam laporannya mengutip seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Iran, 9 Agustus 2023 lalu.
Menurut IRNA, Kedutaan Saudi di Teheran sudah beroperasi sejak 6 Agustus 2023. Belum ada konfirmasi resmi dari Saudi terkait dimulainya kembali aktivitas kedutaan besar negara tersebut di Teheran.
Pada 6 Juni 2023 lalu, Iran resmi membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi. Kantor misi diplomatik Iran di Saudi telah ditutup selama tujuh tahun menyusul perselisihan antara kedua negara. Untuk menandai peresmian, sebuah upacara digelar di area kompleks Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Riyadh. Puluhan pejabat dan diplomat berpartisipasi dalam acara tersebut, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Begdali dan perwakilan Iran di Jeddah, Hassan Zarnagar.
Pada Maret 2023 lalu, Iran dan Arab Saudi berhasil mencapai kesepakatan rekonsiliasi. Cina berperan besar dalam memediasi kedua negara. Kesepakatan rekonsiliasi Iran-Saudi diberi nama Beijing Agreement. Hal itu karena proses pembicaraan berlangsung di Beijing.
Pulihnya hubungan Iran dengan Saudi dipandang positif dan dinilai akan membantu penyelesaian beberapa masalah di kawasan, terutama konflik Yaman. Dalam konflik Yaman, Saudi diketahui mendukung pasukan pemerintah. Sementara Iran menyokong kelompok pemberontak Houthi. Sejak rekonsiliasi tercapai, Riyadh dan Teheran berkomitmen untuk bekerja sama guna mengakhiri konflik Yaman yang telah berlangsung sejak 2014.
Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2016. Langkah itu diambil setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran digeruduk dan dibakar massa pengunjuk rasa. Penggerudukan itu terjadi saat warga Iran berdemonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah bernama Nimr al-Nimr.