Kisah Muslim Inggris yang Alami Penutupan Rekening Bank

Sedikitnya 50 organisasi Muslim di Inggris menghadapi penutupan akun rekening bank.

EPA
Para Muslimah di London, Inggris.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua bulan lalu, sebuah lembaga think tank, Cordoba Foundation, mengadakan forum di London tentang ketegangan politik di Tunisia. Namun lembaga tersebut mengalami kendala saat harus melakukan pembayaran melalui bank untuk beberapa vendor.

Baca Juga


“Berbagai upaya untuk membayar penyedia tempat dan pemasok terus mengalami kendala, sementara pembayaran dari donor ke akun NatWest kami terus ditolak,” kata Ketua Cordoba Foundation, Anas Altikriti dilaporkan Aljazirah, Selasa (15/8/2023).

“Tiba-tiba, kami menyadari bahwa rekening bisnis kami telah ditutup.  Tidak ada pemberitahuan atau penjelasan apa pun," ujar Altikriti menambahkan.

Altikriti mengatakan, bank tidak mengiriminya surat apa pun. Kemudian dia menelepon NatWest. Ketika itu, NatWest mengatakan kepada Altikriti

bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk mengungkapkan detail penutupan akun tersebut. NatWest hanya mengkonfirmasi bahwa rekening tersebut telah ditutup.

Beberapa minggu kemudian, kabar buruk menerpa Cordoba Foundation. Altikriti menerima pemberitahuan bahwa rekening bisnis dan pribadi yayasannya di Royal Bank of Scotland, yang dimiliki oleh NatWest Group, juga ditutup. Pihak bank tidak memberikan alasan detail atas penutupan itu. Pada Senin (15/8/2023),  Altikriti mengatakan Barclays menutup rekeningnya. Serangkaian penutupan rekening ini adalah kejadian yang tidak terduga.

“Saya selalu membuat akun baru. Saya bahkan tidak kaget lagi ketika mendapat notifikasi bahwa rekening bank saya telah ditutup. Meskipun itu adalah hal yang mengejutkan untuk dialami tapi sekarang sudah biasa," ujar Altikriti.

Rekening pribadi Altikriti dan anggota keluarganya di HSBC ditutup pada 2014. Pada tahun itu, beberapa organisasi Muslim mengalami penutupan akun rekening bank.

Penelitian terbaru menemukan bahwa bank-bank di Inggris Raya menutup hingga 1.000 rekening setiap hari. Bank menyebutnya de-risking atau istilah yang berarti menolak orang, bisnis, dan organisasi yang dianggap berisiko secara finansial atau hukum. Terkadang, rekening ditutup jika pemegangnya dapat merusak reputasi bank.

Tetapi setelah perseteruan yang menjadi berita utama meletus bulan lalu di Inggris, banyak yang sekarang khawatir tentang perilaku lembaga keuangan besar di tengah kekhawatiran mereka menutup rekening karena alasan yang dipertanyakan. Politisi populis sayap kanan yang memperjuangkan Brexit,

Nigel Farage pada Juli berseteru dengan bank-bank Inggris setelah rekeningnya ditutup. Dia mengumumkan penutupan rekeningnya pada akhir Juni. Dia mengatakan, kemapanan berusaha memaksanya keluar dari Inggris.  

BBC melaporkan bahwa Coutts, yang dimiliki oleh NatWest telah menutup akun Farage karena dia tidak memenuhi persyaratan kekayaan. Namun tak lama kemudian terungkap bahwa bos NatWest, Alison Rose telah memberikan informasi palsu kepada BBC. Setelah itu, Rose dan pemimpin Coutts mengundurkan diri.

Setelah pengunduran diri itu, Perdana Menteri Rishi Sunak menyerukan penyelidikan dan mengungkapkan kecaman terhadap bank terkait. Altikriti  melihat skandal tersebut sebagai upaya untuk menutup rekening milik para Muslim Inggris.

“Ya, kami (Muslim) telah menjadi sasaran, tentu saja, tetapi itu melampaui kami. Jika Nigel Farage berhasil dan seluruh dewan NatWest mundur, saya akan senang. Pada akhirnya, itu memutus aliran listrik dari seseorang karena Anda tidak percaya pada keyakinan atau pandangan politik mereka. Ini benar-benar konyol," ujar Altikriti.

HSBC menolak mengomentari penutupan rekening....

 

Pada satu titik di tahun 2014, Altikiriti tidak memiliki akun selama empat bulan.Setiap kali bank menutup rekeningnya, dia menerima dana dalam bentuk cek atau ditanya ke mana harus ditransfer. “Hal yang paling sederhana tiba-tiba menjadi sesuatu yang perlu Anda pikirkan, seperti apakah saya punya cukup uang di saku untuk secangkir kopi? Ini situasi yang tidak mungkin," kata Altikriti.

HSBC menolak mengomentari penutupan rekening Altikriti. Sementara NatWest dan Barclays juga menolak berkomentar. Namun Barclays mendukung inisiatif pemerintah untuk membakukan pendekatan di seluruh bank, termasuk non-pengecualian atas dasar pandangan atau keyakinan politik atau agama.

Kepala Forum Amal Muslim di London, Fadi Itani mengatakan, setidaknya 50 organisasi menghadapi penutupan bank.

Dewan Muslim Inggris baru-baru ini menulis surat kepada Sunak, pemimpin Partai Buruh Keir Starmer dan Kanselir Jeremy Hunt. Dalam surat itu, Dewan Muslim Inggris mengatakan, individu dan organisasi Muslim telah terdampak atas masalah penutupan rekening ini.

Pada 2014, selain Altikiriti, Masjid Finsbury Park London dan Perwalian Kesejahteraan Umat yang berbasis di Inggris juga menghadapi penutupan rekening. Ketika HSBC menutup rekening Masjid Finsbury Park, tempat ibadah tersebut berada dalam situasi yang sangat sulit dengan para pemangku kepentingan dan anggota komunitas Muslim. Saat itu, HSBC tidak memberikan alasan atas penutupan rekening tersebut.

“Orang-orang mulai mempertanyakan kredibilitas kami. Bagi mereka, jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bank tidak boleh menutup rekening Anda.  Dan jika mereka menutupnya, itu berarti Anda telah melakukan kesalahan dan itulah masalahnya, kami tidak punya jawaban," ujar Imam Masjid Finsbury Park, Mohamed Kozbar.

Kozbar menduga penutupan rekening itu terkait dengan Islamofobia institusional di Inggris. “Baik orang-orang di media, bank atau politisi, hanya sedikit yang datang untuk menunjukkan dukungan kepada kami selama bertahun-tahun. Ini menunjukkan standar ganda yang jelas," ujarnya.

Pada 2017, masjid tersebut menerima kompensasi dan permintaan maaf dari Thomson Reuters Foundation, yang sebelumnya memiliki World-Check. Basis data global, yang digunakan oleh bisnis untuk menentukan kemungkinan risiko reputasi dan keuangan yang diunggah oleh klien saat ini dan calon klien, telah menetapkan masjid tersebut terkait dengan terorisme.

Tetapi setelah permintaan maaf itu,  beberapa rekening bank masjid tidak bisa diakses. Sampai hari ini, masjid tersebut memiliki satu akun rekening di Inggris dengan bank digital.

Setelah gagal mendapatkan jawaban dari bank-bank Inggris tentang penutupan rekeningnya, Altikriti menyimpulkan dia telah menjadi sasaran karena aktivitasnya. “Saya seorang aktivis politik.  Saya memiliki pendirian yang sangat jelas tentang Palestina.  Saya memiliki pendirian yang sangat jelas tentang perang di Irak,” katanya.

Penulis buku What is Antiracism? And Why it Means Anticapitalism, Arun Kundnani mengatakan, menolak rekening bank karena tanpa bukti yang teruji tidak hanya mempengaruhi kegiatan ekonomi namun juga melemahkan demokrasi.

“Demokrasi bergantung pada kebebasan untuk berbeda pendapat.  Kebebasan itu dibatasi ketika lembaga keuangan atau lembaga pemerintah menghukum para pembangkang dengan mengecualikan mereka dari akses ke kegiatan ekonomi,” kata Kundani.

"Selama dua dekade terakhir, bank-bank, yang bekerja sama dengan badan-badan intelijen, sering menggunakan kekuatan semacam itu untuk melawan para aktivis, terutama Muslim, yang berusaha membela hak asasi manusia," ujar Kundani.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler