Gerindra: Jangan Bawa-Bawa Presiden Soal Gabungnya Golkar dan PAN
Prabowo Subianto menegaskan tidak ada arahan Jokowi soal gabungnya Golkar dan PAN.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan deklarasi Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Prabowo Subianto dikarenakan adanya persamaan visi dan misi. Ia mengeklaim, tak ada arahan ataupun tawaran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada kedua partai politik tersebut.
"Ya Pak Jokowinya aja kan udah ngomong, nggak ada lurah-lurahan, yang lurah itu siapa? begitu. Jadi jangan bawa-bawa Pak Lurah, jangan bawa-bawa presiden, karena ini adalah ranah partai politik," tegas Muzani di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
"Kedua partai memahami, melihat bahwa Pak Prabowo memiliki cara pandang, visi yang bisa memersatukan Indonesia, yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Yang bisa mengangkat harkat dan martabat keadilan sosial dan bisa memberantas kemiskinan," tutur dia menambahkan.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyambut baik deklarasi dukungan yang disampaikan kepadanya oleh Partai Golkar dan PAN. Klaimnya, tak ada sangkut pautnya Jokowi dalam bergabungnya kedua partai politik tersebut dalam pengusungannya sebagai bakal calon presiden (capres).
"Tidak ada arahan Jokowi," ujar Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2024).
"Jadi begini Pak Jokowi orang yang sangat demokratis jadi beliau sangat menghormati independensi dan hak setiap partai politik. Saya kira itu yang harus saya tegaskan," tegas dia menambahkan.
Menurutnya, Partai Golkar dan PAN memiliki independensi dalam menyatakan sikapnya. Dalam hal ini adalah dukungan keduanya kepada Prabowo untuk menjadi bakal calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
"Apapun keputusan partai, partai apapun, pengalaman saya, dan keyakinan saya, saya kira semua ketua umum, beliau (Jokowi) tidak akan melarang. Tidak akan mendikte, itu yang kenyataannya demikian," ujar Prabowo.
Ia pun mencontohkan saat Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang awalnya akan mendukungnya sebagai bakal capres. Namun pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo yang dideklarasikan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Saat Perindo datang ke kami, mengatakan mendukung saya, kemudian Perindo berubah haluan, dan keluar, dan Presiden Jokowi tidak campur tangan sama sekali. Saya kira yang saya tegaskan dan saya kira semua ketua umum partai setuju," tegas Prabowo.