Membangun Kekayaan dengan Bijak Sejak Muda

Investasi merupakan bentuk usaha yang membutuhkan pengetahuan, waktu, dan kesabaran.

Tangkapan layar
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (15/8/2023).
Rep: Rahayu Subekti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi muda kini mulai berani memulai investasi. Membangun kekayaan juga baik dilakukan sejak usia muda, tapi juga perlu dilakukan dengan cara yang bijak.


Agar tidak hanya termakan tren yang tengah booming, ada baiknya generasi muda perlu memperhatikan beberapa hal agar dapat berinvestasi dengan bijak dan terhindar dari penipuan. Perencana keuangan bersertifikat, Rista Zwestika, mengatakan jangan terburu-buru dalam menentukan investasi.

“Investasi adalah perjalanan jangka panjang. Hindari keputusan yang terburu-buru atau impulsif, berinvestasilah dengan bijak setelah pertimbangan matang,” kata Rista kepada Republika, Rabu (16/8/2023).

Rista menjelaskan, investasi merupakan suatu bentuk usaha yang membutuhkan pengetahuan, waktu, dan kesabaran. Dengan pendekatan yang hati-hati dan pendidikan memadai, Rista yakin generasi muda dapat membangun masa depan keuangan yang lebih baik melalui investasi.

Agar generasi muda dapat memulai investasi dengan lebih bijak dan mengurangi risiko yang besar, Rista menuturkan, langkah yang perlu dilakukan untuk pertama kalinya adalah mempelajari dunia investasi dengan baik mengenai jenis-jenisnya, risiko yang terkait, cara kerja pasar keuangan, dan konsep dasar investasi.

“Pendidikan yang baik akan membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih detail dan punya tujuan,” ujar Rista.

Selain itu juga perlu menentukan tujuan investasi dengan jelas. Menurutnya, tujuan yang jelas akan membantu dalam memilih instrumen investasi yang sesuai.

Merencanakan keuangan juga perlu dilakukan dan memastikan masih memiliki dana darurat yang cukup sebelum mulai berinvestasi. Rista juga menekankan, jangan hanya menginvestasikan dana dalam satu jenis aset sehingga akan membantu dalam mengelola risiko.

Lakukanlah juga investasi secara bertahap. “Mulai dengan investasi kecil dan bertahap dapat membantu dalam memahami dinamika pasar dan mengurangi risiko besar pada awalnya,” kata Rista.

Rista mengungkapkan, pasar keuangan terus berkembang, belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi perlu dilakukan. Dia menegaskan, tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas risiko, tapi dengan pendidikan, perencanaan, dan pengelolaan risiko yang baik, generasi muda dapat meminimalkan risiko dan meraih keuntungan dari investasi.

 

Punya potensi

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan dari data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) diproyeksikan Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi yakni penduduk usia produktif lebih besar ketimbang non produktif pada 2020-2030. Jumlah usia produktif pada 2030 diperkirakan akan mencapai 68,01 persen dari total jumlah penduduk.

"Data tersebut menegaskan bahwa potensi investasi pasar keuangan di Indonesia ke depan akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi," ujar Purbaya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (15/8/2023).

Purbaya menegaskan, kesadaran investasi tersebut perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan. Menurut dia, generasi muda yang terliterasi dengan baik dalam investasi keuangan dapat semakin meningkatkan hasil investasi melalui keputusan dan strategi keuangan yang tepat.

Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah, besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal.

"Bahkan, tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan," ujar Purbaya.

Purbaya menekankan, literasi dan inklusi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Begitu juga dengan pelaku usaha yang turut  berkontribusi dalam membayar pajak yang mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Purbaya mengharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat. Hal itu dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko dan terus waspada perkembangan dengan teknologi di sektor keuangan.

Selain itu, penting juga agar masyarakat tidak FOMO...

 

Jangan FOMO

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungungkapkan saat ini sudah banyak generasi muda berani berinvestasi di pasar modal maupun pasar keuangan lainnya. Meskipun begitu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan generasi muda tidak boleh asal investasi tanpa literasi yang baik.

"Nanti anda FOMO (fear of missing out) ikut-ikutan akhirnya ketipu. Ada produk macam-macam, seperti ada robot trading dan lain-lain yang membuat Anda rugi," kata Purbaya.

Terlebih, Purbaya menuturkan, saat ini yang paling baru juga banyak produk investasi yang mencuat. Dengan bekerja sama dengan orang terkenal mengajak orang lain ikut berinvestasi, tapi pada akhirnya rugi besar.

Untuk itu, Purbaya menegaskan generasi muda yang sudah berani berinvestasi harus melengkapinya dengan pemahaman yang memadai. Hal itu dapat membantu dalam menghindari potensi kerugian.

"Jadi, saya selalu bilang, investasi harus smart. Artinya, Anda kalau investasi harus mengerti betul apa yang Anda investasikan. Jangan ikut ke sana, orang bilang untung lalu ikut investasi," ujar Purbaya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dengan berinvestasi yang dibarengi dengan literasi yang baik, dapat mendidik generasi muda terhindar dari FOMO. Sebab, Perry melanjutkan, kerap generasi muda hanya berinvestasi karena tidak ingin tertinggal dari orang lain.

"Jangan FOMO. Berinvestasi di dunia keuangan itu jangan ikut-ikutan karena gengsian terus nggak bisa masuk grup tapi harus pintar, caranya bisa pelajari investasinya, APBN-nya gimana, sahamnya gimana, terus tentukan return dan risikonya," kata Perry.

Dia menegaskan, jika literasi baik dan dapat mempelajarinya, generasi muda juga bisa berinvestasi dengan keuntungan yang tinggi. Selain itu, juga dengan risiko yang terkelola.

 

Perubahan Zaman

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, generasi milenial dan generasi Z merupakan pelaku utama di berbagai sektor saat ini. Sri Mulyani menuturkan, generasi muda harus siap menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat.

"Perkembangan digitalisasi di sektor keuangan yang telah mempermudah akses terhadap berbagai produk investasi, perlu diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, hal paling penting adalah mengetahui karakter produk yang diinvestasikan. Hal itu dapat bermanfaat sebagai bekal dalam merencanakan dan menjaga hasil kerja untuk diinvestasikan di tempat yang baik.

“Indonesia hanya akan bisa maju jika kita semua peduli dan menjaganya bersama, dimulai dari memahami bagaimana mengurus negara ini, memahami mengurus keuangan diri, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik,” kata Sri Mulyani.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai sektor pasar modal memiliki potensi sangat besar untuk semakin meningkatkan pembiayaan perekonomian nasional. OJK mencatat jumlah investor pasar modal pada Juli 2023 sudah mencapai 11,42 juta investor atau sekitar 4,5 persen dari populasi Indonesia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 80,44 persen investor merupakan generasi milenial dan gen Z. Jika dilihat dari potensinya, mahendra mengatakan, pertumbuhannya 11,42 juta orang tersebut baru sekitar 4,5 persen dari populasi Indonesia.

Hanya saja, jika dilihat dari 2015, jumlah investor di Indonesia baru 281 ribu. "Maka 11,5 juta itu 36 kali lipat dalam kurun waktu hanya  selapan tahun. Ke depan, kita bisa melihat bagaimana potensi luar biasa," kata Mahendra.

Dengan adanya potensi yang cukup besar, generasi muda harus cerdas sebelum memulai investasi. Riset hingga konsultasi dengan perencana keuangan dapat dilakukan agar pada akhirnya investasi bisa menjadi cara memupuk kekayaan sejak dini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler