Survei Litbang Kompas: Prabowo Menang Tipis Jika Head to Head dengan Ganjar di Pilpres
Berdasarkan survei, Prabowo menang head to head melawan Ganjar atau Anies.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Litbang Kompas kembali merilis survei elektabilitas para bakal calon presiden (capres) yang berpeluang maju di Pilpres 2024. Dalam survei kali ini, Prabowo Subianto menang tipis dari Ganjar Pranowo jika keduanya head to head di Pilpres 2024.
Prabowo yang merupakan capres dari Partai Gerindra itu meraih angka 52,9 persen. Raihan itu cuma berselisih 5,8 persen dari Ganjar yang merupakan capres dari PDI Perjuangan yang kali ini meraih angka 47,1 persen.
Survei kali ini dilakukan untuk periode 27 Juli-7 Agustus 2023 dengan melibatkan 1.364 responden. Survei dilakukan dengan metode tatap muka di 38 provinsi di 331 desa/kelurahan dengan margin of error 2,65 persen.
Angka ini melebar jika dibandingkan survei sebelumnya dengan jarak 2,2 persen. Saat itu, Prabowo yang merupakan capres Gerindra meraih 51,1 persen dan Ganjar yang merupakan capres dari PDIP meraih 48,9 persen.
Kemenangan turut didapat Prabowo jika head to head melawan Anies Rasyid Baswedan yang merupakan capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Prabowo mampu meraih 65,2 persen, sedangkan Anies meraih 34,8 persen.
Jarak Prabowo dan Anies mencapai 30,4 persen dan semakin melebar jika dibandingkan jarak elektabilitas mereka sebelumnya 24 persen. Hasil serupa didapatkan ketika Ganjar dicoba head to head dengan Anies.
Ganjar Pranowo mampu meraih 60,1 persen, sedangkan Anies Baswedan meraih 39,9 atau berjarak sekitar 20,2 persen. Raihan elektabilitas ini melebar sedikit dari elektabilitas Ganjar dan Anies sebelumnya 19,8 persen.
Litbang Kompas menduga keunggulan Prabowo lantaran mendapat limpahan suara dari Ganjar maupun Anies. Baik pendukung Ganjar maupun pendukung Anies diprediksi sama-sama melimpahkan suaranya ke Prabowo Subianto.
Sebelum Litbang Kompas, pekan lalu Indikator Politik Indonesia, dalam hasil survei yang dirilis di Jakarta, menunjukkan elektabilitas bakal capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat pada urutan pertama dan kedua. Sementara, Anies Baswedan konsisten menempati urutan ketiga.
Dalam beberapa simulasi pemilihan presiden (pilpres) yang digelar Indikator Politik Indonesia (IPI) pada 15 Juli sampai 21 Juli 2023, elektabilitas Ganjar unggul pada posisi pertama, terutama dalam skema top of mind (pilihan pertama) para responden, simulasi 34 nama semiterbuka, simulasi 10 nama, sampai simulasi tiga nama bakal capres.
Peneliti utama IPI Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Jumat pekan lalu, menyebutkan, tiga nama bakal capres itu dinilai potensial oleh para responden maju sebagai calon presiden Pilpres 2024. "Simulasi tiga nama ini, lagi-lagi kami tanya kebetulan di antara banyak nama, hanya Ganjar, Anies, dan Prabowo yang dinamis dan potensial," kata Burhanuddin saat menyampaikan hasil survei.
Dalam simulasi pilpres dengan tiga nama, Ganjar memperoleh 35,2 persen suara dari total 1.811 responden, kemudian diikuti Prabowo dengan 33,2 persen dan Anies sebanyak 23,9 persen. Namun, posisi itu berbalik saat IPI membuat skema head-to-head antara Ganjar dan Prabowo. Dalam simulasi dua nama itu, Prabowo memperoleh 47 persen suara responden, sedangkan Ganjar meraih 39,6 persen.
Prabowo juga unggul dalam simulasi dua nama saat dihadapkan dengan Anies. Ketua Umum Partai Gerindra itu memperoleh 51,2 persen suara responden, sementara Anies mendapat 33,5 persen. Dalam simulasi head-to-head antara Anies dan Ganjar, gubernur Jawa Tengah itu menempati urutan pertama dengan perolehan 48,3 persen dan Anies Baswedan memperoleh 37,1 persen.
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan, bahwa hasil survei yang baru saja dirilis Litbang Kompas dan Indikator Politik mengenai peta elektoral bakal capres sebagai bahan evaluasi kerja terhadap strategi pemenangan Ganjar Pranowo. PDIP akan terus bekerja keras mengambil hati rakyat, serta mengajak hadirnya kompetisi sehat dengan beradu rekam jejak, dan gagasan.
"Walaupun unggul dengan Mas Anies, kami tidak merasa jemawa, apalagi jika Ganjar harus head to head dengan Pak Prabowo masih kalah tipis. Tentu ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki strategi pemenangan buat Ganjar Pranowo," ujar Said.
Dalam survei Indikator Politik, menurut Said, sangat tampak bahwa Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi tiga nama bacapres teratas. Elektabilitas Ganjar mencapai 35,2 persen, Prabowo 33,2 persen, dan Anies 23,9 persen. Keunggulan Ganjar Pranowo juga tampak di survei Litbang Kompas, sebesar 34,1 persen, Prabowo 31,3 persen, dan Anies Baswedan 19,2 persen.
Said menyebutkan hasil survei Indikator Politik dan Litbang Kompas juga menunjukkan Ganjar Pranowo unggul di Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Sementara itu, Anies unggul di DKI Jakarta, Aceh, dan Maluku Utara, sedangkan Prabowo unggul di beberapa wilayah di Banten, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
"Sebagai bagian dari Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, tentu kami akan berusaha merebut hati warga di luar Jawa. Visi pembangunan Ganjar Pranowo juga Indonesia sentris, sebagaimana watak politik PDI Perjuangan," katanya.
Said mengatakan bahwa Ganjar berhasil merebut suara di kalangan milenial dan Gen Z berdasarkan hasil survei Indikator. Pada kelompok umur 21 tahun ke bawah, Ganjar mendapatkan 40,4 persen, Prabowo 33,9 persen, dan Anies 21,9 persen.
Pada kelompok umur 22 hingga 25 tahun Ganjar kembali unggul di posisi 36,9 persen, Prabowo 29,6 persen, dan Anies 26,4 persen. Ia menilai kepercayaan di kalangan anak anak muda sangat penting karena mereka menjadi populasi terbesar dalam jumlah pemilih pada Pemilu 2024.
"Generasi ini juga merupakan generasi bangsa pada masa depan yang akan berkiprah penting pada kelanjutan pembangunan nasional," tambah Said.
Di kalangan warga NU dan Muhammadiyah, lanjut dia, Ganjar kembali unggul pada survei Indikator. Ganjar Pranowo dapat dukungan 43,5 persen, Prabowo 31,6 persen, dan Anies 20 persen dari kalangan warga NU.
Sementara itu, di kalangan warga Muhammadiyah, Ganjar di posisi 36,4 persen, Anies 32,3, dan Prabowo 28,5 persen. Melihat ini, PDI Perjuangan akan terus berusaha meyakinkan dan merebut hati warga NU, Muhammadiyah, dan berbagai ormas Islam untuk terus bersama-sama merawat Islam di Indonesia yang rahmatan lil alamin.
"Islam yang menaungi berbagai keyakinan keagamaan untuk hidup rukun dan toleran dalam memajukan Indonesia," ucapnya.
Dalam simulasi pasangan bacapres dan bacawapres, sebagaimana yang diskemakan dalam survei Indikator, Ganjar juga unggul jika dipasangkan dengan sejumlah nama, misalnya Erick Tohir dan Sandiaga Uno. Dengan bacawapres yang tepat, Said meyakini akan menambah daya elektoral bagi pemenangan Ganjar Pranowo ke depan.
"Dua bulan mendatang menjelang pendaftaran capres dan cawapres, situasi politik nasional akan makin dinamis, dan memengaruhi peta politik nasional," tutupnya.
Sesuai dengan jadwal KPU, pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden mulai 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa pasangan calon presiden/wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa daya terima rakyat sangat besar kepada bakal capres Ganjar Pranowo. Pernyataan Hasto itu setelah merujuk pada hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 31,8 persen; disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 27,8 persen dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 15,6 persen.
"Selisih keunggulan Ganjar 4 persen lebih tinggi dari Prabowo. Ini menunjukkan daya terima rakyat yang begitu besar terhadap Ganjar Pranowo seiring dengan tingkat dikenal yang makin luas," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, PDIP optimistis terhadap gerak bangkit kembali (rebound) elektoral Ganjar Pranowo. Dalam kajian internal melalui diskusi kelompok terfokus (FGD), rakyat sudah melihat adanya perbedaan karakter antara Ganjar Pranowo dan bakal capres lainnya.
"Jadi, Ganjar dikenal dengan komitmennya yang pro-kesejahteraan rakyat. Karena itulah, Ganjar dipersepsikan paling kuat sebagai sosok yang melanjutkan kepemimpinan Jokowi," kata Hasto.