Viral Wanita Berkerudung Makan Babi, ini Hikmah Pengharaman Babi

Babi ternak menyukai dan makan kotorannya sendiri.

istimewa/viral medsos
Perempuan menggunakan jilbab dan mengaku Islam dan bemama Dewi Bulan menghina Islam dengan memakan babi sambil baca Al Fatihah.
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Islam, mengonsumsi babi diharamkan. Ini diatur dalam Alquran dan hadis, dan merupakan bagian dari prinsip-prinsip makanan halal dan haram dalam agama Islam. Makanan yang diharamkan itu termasuk daging babi dan produk turunannya.

Baca Juga


Dalam Alquran Allah SWT berfirman: 

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Baqarah ayat 173. 

Berdasarkan tasfsir tahlili, menetapkan suatu hukum dengan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, sepenuhnya hak Allah SWT, karena Dialah yang berkuasa. Dialah yang disembah, ditaati segala perintah-Nya dan dijauhi segala larangan-Nya. 

Kalau ada seseorang mengharamkan sesuatu atau menghalalkannya, sebenarnya orang itu telah menyamakan dirinya dengan Allah, dan tidak boleh diikuti. Membenarkan orang itu sama dengan mempersekutukan Allah dan mengakui bahwa di samping Allah ada yang berhak dibenarkan dan dipatuhi hukumnya. 

Demikianlah halnya orang musyrik, mereka menyembah dan mematuhi perintah selain Allah berupa berhala-berhala, pemimpin-pemimpin yang menguasai berhala-berhala itu, mereka tidak diakui oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai orang mukmin selama mereka mempunyai kepercayaan seperti itu.

Di sini ditegaskan makanan yang diharamkan ada empat macam, termasuk babi. Ada lagi beberapa jenis binatang yang dilarang dimakan berdasarkan ayat seperti yang tersebut di atas. Kemudian dijelaskan lagi bahwa tidak berdosa orang yang dalam keadaan darurat makan makanan yang diharamkan, apabila mereka benar-benar dalam keadaan darurat, seperti tidak ada lagi makanan yang akan dimakan, dan jika tidak dimakan akan membawa bahaya besar atau kematian.

Sebenarnya, mereka tidak ingin bahkan merasa jijik memakannya, tapi sekadar untuk menyelamatkan jiwanya. Adapun memakan yang lebih dari itu hukumnya tetap haram. Ini kehendak Allah dan Allah tidak memberatkan seorang hamba lebih daripada kesanggupannya.

Menurut jumhur ulama, makanan yang haram dimakan, haram pula diperjualbelikan, karena najis, kecuali ulama Hanafi dan Zahiri yang mengatakan bahwa segala yang dapat dimanfaatkan, boleh diperjualbelikan, seperti jual beli kotoran hewan dan sampah-sampah yang najis, karena dibutuhkan penggunaannya di kebun-kebun dan lain-lain.

Hikmah di Balik Larangan Makan Babi

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Ayat di ayat telah menerangkan dengan jelas bahwa umat Islam dilarang memakan bangkai, darah dan daging babi. Darah dan bangkai sudah jelas, karena di dalamnya banyak mengandung racun. Sedangkan mengenai daging babi, mungkin perlu penjelasan lebih lanjut.

Menurut saintis, babi adalah binatang yang berbentuk seperti tong, dengan kaki yang pendek. Babi hutan yang ada saat ini diduga sebagai nenek moyang babi peliharaan. Babi hutan dapat berlari sangat cepat dan pandai berenang. Mereka termasuk pemakan segala macam makanan, mulai dari rumput sampai bangkai. Bahkan babi ternak menyukai dan makan kotorannya sendiri.  

Dengan demikian, bukan persoalan kebersihan peternakan babi yang perlu dibicarakan di sini, akan tetapi memang babi secara alami bukan binatang yang bersih. Bagaimanapun canggihnya sistem kebersihan yang diterapkan, sifat babi tersebut tidak berubah.

Sesuai dengan cara hidup alaminya yang sangat jorok, maka mereka memiliki kandungan antibodi (suatu zat yang dihasilkan tubuh untuk pertahanan diri terhadap penyakit) yang tinggi. Kandungan antibodi yang tinggi yang tersimpan di dalam daging babi, kurang menguntungkan kesehatan manusia yang memakannya. Termasuk dalam hal ini kandungan kolesterol dan lemak yang tinggi yang ada pada daging babi.

Kematangan seksual babi sangat cepat. Babi jantan sudah matang dan dapat membuahi pada umur delapan bulan. Sedangkan babi betina sudah dapat beranak setelah umur enam bulan. Mereka baru berhenti beranak pada umur 15 tahun. Babi betina dapat beranak sampai dengan 20 ekor dalam sekali pembuahan. Dorongan seksual babi sangat besar. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Pertumbuhan anak babi sangat cepat. Ketika lahir, beratnya sekitar 2 kilogram. Setelah enam bulan, beratnya dapat mencapai 100 kilogram. Berat babi dapat mencapai, yang terbesar ditemukan, 363 kilogram. Semua ini dapat terjadi karena babi memiliki hormon pertumbuhan dan hormon seksual yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan babi banyak memiliki lemak. Kedua hormon tersebut (yang hadir dalam jumlah tinggi) juga menambah panjang daftar penyebab mengapa daging babi tidak baik untuk dikonsumsi.

Beberapa penelitian medis menyebutkan bahwa dalam tubuh babi terkandung beberapa virus yang dapat menyebabkan seseorang yang memakannya terjangkit suatu penyakit. Di samping itu satu penelitian menyebutkan bahwa satu dari enam orang di Amerika terserang kuman pada ototnya karena mengkonsumsi babi. Hal ini bisa terjadi karena dalam tubuh babi terkandung beberapa jenis cacing pita yang membahayakan. 

Seperti sudah banyak diketahui bahwa penyakit cacing pita Trichinellosis ditularkan melalui daging babi. Tenasolium adalah salah satu nama cacing yang berkembang biak dalam pencernaan yang panjangnya dapat mencapai delapan meter.

Karena itu, larangan makan babi dalam Islam memiliki makna dan hikmah yang sangat penting. Selain menjaga kesehatan dan kebersihan, larangan makan babi juga dapat memperdalam kesadaran spiritual dan menjadi ujian iman bagi umat Islam. 

Sementara itu, dai tersohor asal Sumatera Utara, Ustadz Abdul Somad (UAS) menegaskan bahwa babi diharamkan oleh Allah SWT. Namun, mengapa nabi tetap diciptakan oleh Allah? 

UAS pun mengibaratkan seperti halnya pertanyaan multtiple choise saat ujian di sekolah. Lalu, kenapa guru memberikan tiga pilihan betul, dan mengapa ada satu pilihan yang tidak betul? Apakah guru itu bodoh? 

"Kenapa dibuatnya satu betul, tiga tak betul? Untuk sebagai ujian. Begitu juga dengan ini, diciptakannya anjjng, diciptakannya babi, diciptakannya kambing. Kau pilih mana? Bukan Dia tak tahu. Oleh sebab itu, afala takqilun (mengapa engkau tak berakal?) Afala tatafaqqarun (mengapa engkau tidak berpikir?)," kata UAS dalam salah satu ceramahnya yang viral.

Selain dalil Alquran, ada juga beberapa Hadis Nabi yang menjelaskan tentang larangan makan babi antara lain: “Allah SWT melaknat babi, memakannya, dan memberikannya kepada orang lain.” (HR Ahmad dan Abu Daud)  

 

“Jangan makan babi karena ia haram dan ia memunculkan kemunafikan di dalam diri.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler