Pertama Kali Muncul di Israel, Varian Covid BA.2.86 Kini Kian Menyebar

Varian BA.2.86 telah mengalami banyak mutasi.

www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Diperkirakan, telah terjadi penularan virus penyebab Covid-19 dari varian BA.2.86 di komunitas masyarakat di Inggris.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Varian baru virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan karena banyaknya mutasi yang terdeteksi. Dinamakan BA.2.86, varian ini telah terdeteksi melalui pengurutan genetik, dengan beberapa kasus yang dilaporkan sejauh ini.

Varian BA.2.86 pertama kali muncul di Israel, namun telah terdeteksi di Denmark dan Amerika Serikat. Kini, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKSA) mengonfirmasi bahwa varian tersebut telah terdeteksi di Inggris.

"Kami mengetahui adanya satu kasus yang terkonfirmasi di Inggris. UKHSA saat ini sedang melakukan penilaian terperinci dan akan memberikan informasi lebih lanjut pada waktunya," kata Wakil Direktur UKHSA, Dr Meera Chand, seperti dikutip dari Express, Rabu (23/8/2023).

UKHSA mengatakan bahwa penderita varian baru itu di Inggris tidak memiliki riwayat perjalanan. Hal ini, menurut mereka, menunjukkan adanya penularan internasional yang mapan dan tingkat penyebaran di dalam komunitas.

Informasi lebih lanjut mengenai kasus di Inggris diperkirakan akan tersedia dalam satu atau dua pekan ke depan. Namun, negara-negara lain melaporkan penyebaran yang relatif cepat dari varian tersebut.

UKHSA mengatakan bahwa saat ini tidak dapat menilai tingkat keparahan mutasi tersebut. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka menetapkan BA.2.86 sebagai "varian yang sedang dipantau". Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga melaporkan bahwa mereka mengawasi varian tersebut setelah ditemukan di Michigan.

Francois Balloux, Profesor biologi sistem komputasi dan direktur UCL Genetics Institute di University College London, mengatakan bahwa jenis baru ini merupakan jenis SARS-CoV-2 yang paling mencolok yang pernah ada di dunia sejak kemunculan Omicron. Apakah membahayakan?

Baca Juga


Meski begitu, hal ini tidak mungkin menyebabkan gelombang baru penyakit parah dan kematian atau mendorong lockdown. Pasalnya, mayoritas individu saat ini telah memiliki kekebalan terhadap Covid-19.

"Bahkan dalam skenario terburuk di mana BA.2.86 menyebabkan gelombang kasus baru yang besar, kami prediksi tidak akan ada peningkatan penyakit parah dan kematian yang sebanding dengan yang kita alami di awal pandemi ketika varian Alpha, Delta, atau Omicron menyebar," kata Balloux.

Varian Eris - (Republika)


Balloux menjelaskan, mayoritas orang di berbagai negara telah divaksinasi dan/atau terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2. Bahkan, jika orang terinfeksi kembali oleh BA.2.86, memori kekebalan tubuh masih memungkinkan sistem kekebalan tubuhnya bekerja dan mengendalikan infeksi dengan lebih efektif.

"Tetap saja, gelombang besar infeksi oleh BA.2.86 atau varian serupa di masa depan akan menjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Tapi strain ini kemungkinan besar muncul pada orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh yang kemudian menyebarkannya," kata Balloux.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler