Motif dan Kronologis Pembunuhan Dosen UIN Solo

Ia dendam dan sakit hati lantaran disebut oleh korban kerjanya jelek.

Alfian Choir/Republika
Seorang mayat perempuan ditemukan di salah satu perumahan di Sukoharjo, diduga menjadi korban kekerasan, Kamis (24/8/2023).
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Polres Sukoharjo menyebutkan motif tersangka berinisial D (23) atas kasus pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo di salah satu perumahan di Desa Tempel, Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, adalah karena dendam atau sakit hati. 

Baca Juga


Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan ada tiga motif milik tersangka hingga akhirnya tega menghabisi nyawa korban. Di antaranya adalah sakit hati.

"Sakit hati, terus pencurian dengan tindak kekerasan dan juga menguasai barang milik orang lain, memiliki handphone, uang dan laptop (milik korban)," kata Sigit saat jumpa pers, Jumat (25/8/2023). 

Sigit menjelaskan mulanya tersangka datang bersama temannya ke rumah korban untuk mengecek hasil renovasi, Senin (21/8/2023). Namun, tersangka malah mendengar gerutuan dari korban saat mengerjakan penataan batu bata sehingga membuatnya merasa sakit hati.

Korban sendiri tinggal menumpang di rumah temannya yang letaknya berdekatan dengan rumah milik korban yang sedang direnovasi tersebut. Ketika ditanyai wartawan, D mengakui bahwa dirinya dendam dan sakit hati lantaran disebut oleh korban kerjanya jelek dan juga dihujat korban.

"Karena (saya disebut korban) kerjanya jelek, ditolol-tololin, dibego-begoin, ya semacam itulah," kata D, Jumat (25/8/2023). 

Kemudian, tersangka yang sakit hati berencana menghabisi nyawa korban di hari yang sama untuk melampiaskan. Akan tetapi, karena keberanian tersangka belum terkumpul ia memutuskan untuk menunggu dua hari kemudian. 

Setelah itu, pada Rabu (23/8/2023) malam tersangka sudah bulat tekad menghabisi korban dengan pisau daging yang dimilikinya. Dalam aksi tersebut korban berjalan kaki menuju rumah korban karena jaraknya yang tak berjauhan.

Namun, dia juga sempat menyiapkan sarung tangan medis dan penutup wajah yang telah disimpan di tempat korban. "Dari rumah ke TKP tersangka itu jalan kaki, pulang pun jalan kaki, jaraknya sekitar 500 meter (dari rumah korban)," katanya. 

Sesampainya di rumah tersebut, pelaku naik ke atap melalui pagar samping kanan. Ia masuk ke rumah korban tersebut melalui dak belakang tempat tandon air. 

Setelah sampai pelaku menodongkan pisau ke leher korban...>>>

Pelaku Ancam Korban

Selanjutnya, setelah mendapati korban telah tidur di ruang tamu, tersangka pun menempelkan pisau yang dibawanya ke leher korban agar korban diam. Namun, korban tersebut kaget dan ingin berteriak. Tersangka pun lantas menekan leher korban menggunakan jempolnya selama 5 menit hingga korban lemas. 

"Kamu pilih diam dan tak biarkan hidup atau kamu berteriak dan tak habiskan sekarang," kata tersangka dalam keterangan tertulis, Jumat (25/8/2023). 

Setelah itu, korban dan tersangka terlibat aksi berebut pisau. Namun, tersangka yang emosi berhasil menguasai pisau lalu menebas dan menusuk korban hingga meninggal dunia. 

Usai membunuh korban, tersangka membersihkan darah korban yang menempel pada pakaiannya dan kabur dari TKP ke kediamannya. Tersangka yang telah berganti pakaian tersebut pun berangkat menggunakan sepeda motornya dan berniat menghancurkan barang bukti dengan membakar kaus yang terdapat darah korban dan membuang pisau ke sungai Blimbing. 

Akhirnya jasad korban ditemukan Kamis (24/8/2023) sekitar pukul 13.32 WIB. Setelah serangkaian penyelidikan dan penyidikan, polisi pun berhasil mengungkap kasus pembunuhan itu dan menangkap tersangka di rumahnya pada Jumat (25/8/2023) dini hari.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler