Hujjah Imam Qurthubi tentang Pahala Bacaan Alquran Sampai Pada Orang Mati

Kesalehan anak bisa menjadi lantaran orang tua mendapat syafaat Allah.

Republika
Hujjah Imam Qurthubi tentang Pahala Bacaan Alquran Sampai Pada Orang Mati. Foto: Percetakan Alquran King Fahd Madinah
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Apakah mungkin bacaan Alquran sampai pada orang yang telah meninggal? Bukankah dalam Alquran surat An Najm ayat 39 secara jelas disebutkan bahwa manusia tak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya?

Baca Juga


Pertanyaan ini telah ditanyakan oleh orang-orang pada masa lalu. Bahkan dalam kitab at Tadzkirah karya Imam Al Qurthubi  menjelaskan  seorang bernama Abdul Aziz bin Abdussalam juga  berpendapat bahwa bacaan Alquran itu tidak bisa sampai pada mayat. Abdul Aziz berpendapat demikian juga dengan berdasarkan pada surat An Najm ayat 39.

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Artinya: dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (An Najm ayat 39).

Imam Qurthubi pun menyampaikan argumentasinya (hujjah) dalam at tadzkirah yang menyanggah pendapat Abdul Aziz bin Abdussalam. Ia menukil hadits Rasulullah SAW: 

إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: "Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya," (HR Muslim). 

 

Menurut Imam Al Qurthubi lafadz aw waladun sholihun yad'ulah juga bermakna doa dari anak untuk orang tuanya yang telah meninggal, dari teman untuk temannya yang telah meninggal, dari mukmin untuk mukmin lainnya yang telah meninggal.  

Mengenai surat An Najm ayat 39, Imam Qurthubi memaparkan beberapa pendapat ahli tafsir. Di antaranya menurut Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, keterangan ayat itu dimansukh oleh ayat 21 surat ath Thur. 

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya (ath Thur ayat 21).

Oleh karenanya menurut Imam Qurthubi kesalehan anak bisa menjadi lantaran orang tua mendapat syafaat Allah ta'ala. 

فجعل الولد الطفل يوم القيامة في ميزان أبيه ويشفع الله تعالى الآباء في الأبناء والأبناء من الآباء. 

Artinya : Maka Allah menjadikan anak kecil pada hari kiamat di mizan (saat perhitungan amal) ayahnya, dan Allah ta'ala memberikan syafaat untuk ayah itu dengan anak dan anak dari ayahnya. (Liat kitab at-tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman  289)

Keterangan tersebut berdasarkan pada surat An Nisa ayat 11. 

…آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ …

Artinya: "…. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu… (An Nisa ayat 11).

Imam Qurthubi juga menukil keterangan Ar Rabi' bin Anas yang menjelaskan bahwa maksud surat An Najm ayat 39 tentang manusia tak memperoleh selain yang diusahakannya, itu khusus untuk orang kafir, sedangkan orang Mukmin memperoleh apa yang diusahakannya dan apa yang diusahakan orang lain untuknya.

Dalil yang menguatkan bahwa Mukmin bisa memperoleh apa yang diusahakan oleh mukmin lainnya seperti dalil bolehnya melakukan amal untuk orang yang telah meninggal dunia. Seperti berhaji untuk orang yang sudah wafat dan ibadah lain dan lainnya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan Sayidah Aisyah pun melakukan iktikaf yang ditujukan untuk saudaranya yakni Abdurrahman yang telah meninggal.  Dalam sebuah hadits: 

وقال سعد للنبي  ﷺ إن أمي توفيت أفاتصدق عنها ؟ قل : نعم ، قال: فأي الصدقة أفضل ؟ قال: سقي الماء. 

Artinya: Sa'ad bertanya pada nabi Muhammad SAW: Sungguh ibuku telah wafat, apakah aku bisa bersedekah untuk ibuku? Rasul menjawab: ya bisa. Sa'ad bertanya: Kalau begitu sedekah apa yang lebih utama? Nabi SAW menjawab : memberi orang air. 

Bahkan lebih lanjut dijelaskan oleh Imam Qurthubi menukil keterangan Al Khara'ithi dalam Al Qubur bahwa kaum Anshar bila membawa jenazah biasa sambil membaca surat Al Baqarah. 

Masih banyak penjelasan Imam Qurthubi dalam at Tadzkirah sebagai hujjah bantahan dari pendapat Abdul Aziz bin Abdussalam yang mengatakan pahala bacaan Alquran tidak sampai pada mayat.

Dan yang menarik lagi, imam Qurthubi menuliskan kisah menarik pasca Abdul Aziz bin Abdussalam meninggal. Di mana ada seorang sahabat Abdul Aziz bermimpi dan melihat Abdul Aziz dikelilingi orang-orang yang bertanya tentang pendapatnya ketika masih hidup bahwa pahala membaca Alquran tidak sampai pada mayat. Abdul Aziz menjawab bahwa setelah meninggal ia melihat keagungan Allah terhadap pahala membaca Alquran untuk orang yang telah meninggal. Lalu Abdul Aziz bersaksi bahwa pahala membaca Alquran bisa sampai kepada orang yang telah meninggal.

wallahu'alam.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler