Pelindo Buka Peluang Mitra Global dalam Asean Indo Pacific Forum (AIPF) 2023

Pelindo menjalankan tugas strategis dukung konektivitas laut Indonesia.

Dok. Pelindo
Pelindo sebagai BUMN di sektor kepelabuhanan menjalankan tugas strategis dalam mendukung penguatan konektivitas laut Indonesia. Pasca merger pada 2021, Pelindo mengoperasikan lebih dari 120 pelabuhan di 32 provinsi Indonesia.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan garis pantai mencapai lebih dari 99 ribu km atau terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi sebagai poros maritim dunia. Presiden telah menekankan bahwa Indonesia harus bekerja keras untuk meningkatkan konektivitas laut, salah satunya melalui pembangunan pelabuhan. 

Baca Juga


Melalui BUMN Pelindo, pemerintah secara serius melakukan transformasi yang berkelanjutan terhadap pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Peran Indonesia sebagai penghasil berbagai komoditas dunia sekaligus target pasar yang signifikan bagi berbagai bisnis dunia membuat posisi pelabuhan menjadi semakin strategis. 

GH Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono menyampaikan, Pelindo sebagai BUMN di sektor kepelabuhanan menjalankan tugas strategis dalam mendukung penguatan konektivitas laut Indonesia. Pasca merger pada 2021, Pelindo mengoperasikan lebih dari 120 pelabuhan di 32 provinsi Indonesia. 

“Pada tahun 2022, total throughput petikemas yang ditangani oleh Pelindo di seluruh pelabuhannya mencapai 17,2 juta TEUs. Angka tersebut berpotensi untuk terus tumbuh kedepan, sehingga kami harus memastikan kapasitas pelabuhan dapat terus menjawab kebutuhan yang ada,” jelas Ali, dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Tren positif pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tercatat lebih dari lima persen pada 2 tahun terakhir dan berlanjut hingga tahun ini, membawa potensi peningkatan pada arus barang di Indonesia, baik domestik maupun internasional. Pembangunan pelabuhan untuk menjamin konektivitas rantai pasok global, saat ini menjadi sektor yang menarik bagi investor global. 

Dengan peluang tersebut, Pelindo akan menunjukkan proyek-proyek pelabuhan yang saat ini sedang dikerjakan oleh grup perusahaan di ajang flagship event ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan dilaksanakan pada 5-6 September 2023 di Jakarta.

Salah satu proyek yang sedang digarap, yaitu New Priok Terminal sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan terbesar sekaligus pintu gerbang ekspor impor Indonesia. Terminal pertama telah beroperasi sejak 2016, yaitu New Priok Container Terminal 1 (NPCT1) yang dioperasikan melalui kemitraan Pelindo dengan mitra global Mitsui, PSA dan NYK Line. 

Saat ini, tengah dibangun Container Terminal 2 dan 3 (CT2 dan CT3) serta Product Terminal 1 dan 2 (PT1 & PT2) yang akan dilengkapi dengan akses jalan khusus New Priok Eastern Access (NPEA), terhubung dengan Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC). Pelindo terbuka dengan mitra global yang membawa nilai tambah bagi Indonesia, baik terminal operator, shipping line, maupun pihak lainnya. 

Ali melanjutkan, proyek lain yang akan ditunjukkan pada AIPF yaitu Kijing Terminal, Makassar New Port, dan Bali Maritime Tourism Hub, yang dalam pengembangannya juga menerapkan konsep green port. 

“Dengan dukungan Pemerintah, Pelindo siap membangun kemitraan dan kolaborasi dengan mitra global. Melalui sejumlah proyek strategis tersebut, kami yakin peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN dapat semakin kuat,” kata Ali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler