Ini Kronologi Mantan Kapten Liverpool Jadi Musuh Nomor 1 Kaum Homoseksual LGBT di Inggris

Fan Liverpool yang merupakan gay sakit hati oleh perlakuan sang mantan kapten.

EPA-EFE/Peter Powell
Liverpool captain Jordan Henderson applauds fans after the English Premier League soccer match between Liverpool FC and Everton in Liverpool, Britain, 04 December 2019. Liverpool won 5-2.
Rep: Rahmat Fajar Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kapten Liverpool Jordan Henderson kini jadi sosok yang dibenci kaum pelangi LGBTQ di Inggris. Sosok yang kini berkarier di Liga Pro Arab Saudi bersama Al-Ettifaq itu pernah sangat akrab dengan kaum homoseksual di Inggris. 

Baca Juga


Namun, ia menimbulkan kontroversi di Inggris musim panas ini dengan kepindahannya ke Arab Saudi, di mana homoseksualitas adalah ilegal. Henderson tampak tak tenang, ia kemudian secara terbuka meminta maaf kepada komunitas LGBTQ atas kepindahannya ke Arab Saudi musim panas kemarin. Ia menilai setiap masyarakat memilih hak dan keyakinannya masing-masing.

Henderson adalah wajah utama dalam kampanye Rainbow Laces di Liga Primer Inggris.  Namun, kini ia menjadi sosok yang dikritisi oleh kaum LGBT di tanah kelahirannya sendiri.

Semua bermula ketika sekitar dua tahun sejak Jordan Henderson menulis dukungan terhadap kampanye Rainbow Laces dari Stonewall, dengan kepindahannya ke Arab Saudi, sikap masa lalu sang mantan kapten Liverpool itu terhadap komunitas LGBTQ dipertanyakan.

Pendukung the Reds, Keith Spooner, merasa kecewa dengan keputusan Henderson bergabung dengan Al-Ettifaq. Spooner mengatakan, mengerti jika secara pribadi alasan dia pindah ke Arab Saudi demi uang dan menit bermain.

"Tapi, saya pikir sebagai advokat atau sekutu orang-orang yang LGBT, apakah itu dalam olahraga atau kehidupan, ada dampaknya. Atas tindakan Anda, dan keputusannya untuk pergi ke Arab Saudi dan bermain di sana jelas telah merusak reputasinya," kata Spooner kepada BBC Sport International seperti dinukil pada Kamis (6/9/2023).

Pada Desember 2020, Spooner yang mengumumkan dirinya sebagai gay pada usia 17 tahun senang dengan dukungan Henderson atas kelompok LGBTQ. Dalam balasan terhadap komentar Spooner di Twitter, Henderson memberitahu bahwa kelompok tersebut tidak akan sendirian.

Tetapi Henderson kini tidak lagi menggunakan ban kapten pelangi seperti yang dikenakan di Liverpool. Di sebagian besar video promosi yang dirilis oleh Al-Ettifaq, klub mengubah warna ban kapten pelangi Henderson di Liverpool menjadi warna hitam putih.

"Apakah pesan itu merupakan nilai aktual yang benar-benar dipercayai Jordan? Apakah itu sesuatu yang diyakini klub sepak bola Liverpool? Atau apakah itu hanya latihan mengetes 'kotak centang'?" kata Spooner.

Setelah kepergian Henderson, grup penggemar LGBTQ mendesak agar mantan kapten Liverpool itu tetap mempertahankan dukungannya terhadap komunitas tersebut yang memperjuangkan hak-haknya. Namun, yang pasti kelompok tersebut menyatakan kepercayaan kepada sikap Henderson telah memudar seiring dengan merapatnya sang pemain ke Liga Pro Saudi yang dikenal sebagai negara Muslim.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler