Bisakah Toxic Relationship Diperbaiki?
Toxic relationship bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan psikis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toxic relationship atau hubungan beracun bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan psikis. Oleh karena itu, hal tersebut harus segera diakhiri.
Namun, mungkin dari Anda yang masih berharap bisa memperbaiki toxic relationship. Pertanyannya, bisakah toxic relationship diperbaiki?
Dalam beberapa kasus, toxic relationship dapat diperbaiki. Namun, memperbaiki hubungan yang beracun mengharuskan kedua pasangan untuk mengakui perilaku beracun tersebut dan berkomitmen untuk melakukan perubahan.
Ini mungkin melibatkan mencari bantuan dari terapis atau konselor hubungan. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua hubungan beracun dapat diperbaiki. Dalam beberapa kasus, hubungan tersebut mungkin perlu diakhiri demi kebaikan Anda.
Bagaimana cara mengakhirinya?
Dilansir laman Charlie Health, langkah pertama dalam menangani toxic relationship adalah dengan mengenali tanda-tandanya dan mengakui bahwa hubungan tersebut beracun. Setelah menyadari hubungan tersebut beracun, penting untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri sendiri. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk menangani hubungan yang beracun:
1. Tetapkan batasan
2. Identifikasi batasan Anda dan komunikasikan dengan jelas kepada pasangan Anda. Bersikaplah tegas dalam menegakkan batasan yang sehat.
3. Carilah dukungan
4. Hubungi teman, keluarga, atau terapis. Sistem pendukung dapat membantu Anda mengatasi tantangan dalam mengakhiri hubungan yang beracun.
5. Perawatan diri
6. Jaga kebutuhan fisik dan emosional Anda. Terlibat dalam aktivitas yang memberi Anda kegembiraan dan relaksasi.
7. Rencanakan jalan keluar
Jika memutuskan untuk mengakhiri hubungan, buat rencana untuk melakukannya dengan aman. Hal ini mungkin memerlukan perintah penahanan, mengubah nomor telepon, atau mencari tempat tinggal yang aman.
8. Putuskan kontak
Setelah hubungan berakhir, putuskan semua kontak dengan mantan pasangan Anda. Hal ini termasuk memblokir mereka di media sosial dan menghindari tempat-tempat yang mungkin mereka datangi.