BMKG Imbau Warga Bengkulu Waspadai Dampak El Nino

Warga Bengkulu diminta waspada terhadap cuaca ekstrem.

Antara/David Muharmansyah
Nelayan menjala ikan saat tidak melaut di Bengkulu (ilustrasi). BMKG mengimbau warga setempat untuk waspada terhadap kondisi perubahan cuaca di wilayah tersebut akibat dampak El Nino.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu mengimbau warga setempat untuk waspada terhadap kondisi perubahan cuaca di wilayah tersebut akibat dampak El Nino. Untuk di Provinsi Bengkulu terjadi perubahan musim, seperti beberapa waktu lalu mengalami musim kemarau basah di September 2023 dan akan terjadi perubahan musim kembali, yaitu musim penghujan. 

Baca Juga


"Hal tersebut disebabkan karena fenomena El Nino, dan warga Bengkulu untuk waspada terhadap cuaca ekstrem sehingga menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, tanah longsor dan lainnya," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar di Kota Bengkulu, Sabtu (9/9/2023).

Ia juga meminta masyarakat Bengkulu untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi, sebab sejumlah wilayah di Bengkulu berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang. Menurut dia, kecepatan angin di wilayah tersebut hingga beberapa hari kedepan yaitu empat hingga 25 knots.

"Masyarakat juga diimbau untuk waspada angin kencang dan gelombang dengan ketinggian mencapai empat meter lebih yang terjadi di sekitar perairan laut Bengkulu," ujarnya.

Anang menjelaskan, terdapat 26 titik panas yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tersebar di Provinsi Bengkulu. Untuk 26 titik panas yang terdeteksi tersebut berada di sejumlah wilayah seperti di Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara. 

Berpotensi sejumlah wilayah tersebut terjadi kebakaran hutan lahan dikarenakan wilayah pesisir yang terdapat lahan kebun kelapa sawit. Dengan tidak adanya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir di Bengkulu, kata Anang, menyebabkan banyaknya deteksi titik panas di wilayah tersebut sehingga berpotensi terjadinya kebakaran hutan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler