Nelayan Lebak Kembali Melaut Usai 3 Bulan Cuaca Buruk, Tangkapan Melimpah

Kebanyakan tangkapan nelayan adalah ikan layur dan tongkol.

ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah kapal nelayan bersandar di Bayah, Lebak, Banten, Ahad (29/5/2022). Menurut nelayan setempat sudah seminggu tidak melaut akibat adanya gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter disertai hujan deras dan angin kencang yang terjadi di perairan Samudera Hindia.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Lebak, Banten, kembali melaut usai tiga bulan terakhir diterjang cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi disertai tiupan angin selatan.
 
"Kami berharap tangkapan ikan melimpah dengan kondisi cuaca normal," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, Ahad (10/9/2023).
 
Nelayan pesisir Perairan Banten selatan atau Samudera Hindia sudah sepekan terakhir melaut dan tangkapan melimpah. Kebanyakan tangkapan nelayan itu jenis ikan layur dan tongkol, bahkan transaksi pelelangan mencapai ratusan juta rupiah dari sebelumnya belasan juta per hari.
 
Sebab, sebagian besar nelayan tidak melaut akibat gelombang tinggi disertai angin kencang juga tangkapan relatif kecil. "Kami meyakini melimpahnya tangkapan ikan itu dipastikan pendapatan ekonomi nelayan membaik dan dibuktikan banyak yang menyimpan uang ke koperasi," katanya.
 
Menurut dia, selama ini, kegiatan nelayan di 11 tempat pelelangan ikan (TPI) Kabupaten Lebak menggeliat setelah mereka menganggur akibat cuaca buruk. Mereka, nelayan tradisional melaut mulai pukul 04.00 WIB dan kembali ke TPI sekitar pukul 10.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB.
 
Sekarang transaksi pelelangan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Desa Muara Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak ramai sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat pesisir.
 
"Kami minta nelayan tradisional bisa menyisakan uang untuk masa depan keluarga," kata Wading.
 
Aming (55 tahun), seorang nelayan TPI Tanjung Panto, Kabupaten Lebak mengaku dirinya dengan nelayan lain sejak sepekan kembali melaut karena cuaca di Perairan Banten selatan relatif normal.
 
Tangkapan ikan bisa menghasilkan 400 kilogram dengan harga transaksi pelelangan rata-rata Rp 20 ribu/kilogram, sehingga total menghasilkan uang Rp 6 juta per hari dari sebelumnya tidak melaut akibat cuaca buruk.
 
"Saya mendapat Rp 6 juta dan setelah dipotong biaya bahan bakar, makan, rokok, dan setoran ke juragan pemilik perahu bisa bawah uang bersih ke rumah Rp 1,5 juta," kata Aming.
 
Begitu pula nelayan TPI Bayah Kabupaten Lebak Ujang (50). Dia mengatakan sudah sepekan terakhir melaut dengan menggunakan perahu kincang serta dilengkapi alat tangkap rawe atau pancing bisa menghasilkan tangkapan hingga 350 kilogram.
 
Kebanyakan sekarang ini memasuki ikan layur dan tongkol sehingga pendapatan ekonomi nelayan cukup baik. Bahkan, pada Ahad pagi ia berhasil membawa uang Rp 1,2 juta setelah dipotong retribusi dan bahan bakar minyak, usai melaut.
 
Tangkapan ikan saat ini melimpah karena dipastikan sudah tiba musim selatan. Biasanya, musim selatan itu ikan-ikan dari Afrika berimigrasi untuk berkembang biak di perairan Samudra Hindia.
 
"Kami berharap cuaca normal sehingga tangkapan nelayan melimpah, sehingga ekonomi masyarakat pesisir meningkat," katanya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler