Sejarah Islam Masuk ke Maroko

Islam masuk Maroko di masa Khulaufaur Rasyidin.

AP Photo/Mosa'ab Elshamy
Foto: Masjid tempat ibadah umat Islam di Maroko
Rep: Umar Mukhtar Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, umat Islam mulai memilih siapa yang akan menjadi khalifah mereka. Hal ini untuk mengatur berbagai urusan dan menyelesaikan risalah Islam serta menyebarluaskan ke berbagai wilayah di muka bumi.

Baca Juga


Tentu supaya umat Islam dapat membebaskan masyarakat dari kebodohan dan kendali beberapa rezim yang tidak adil atas mereka. Juga untuk menambah jumlah umat Islam di seluruh belahan bumi.

Salah satunya adalah wilayah Maroko atau yang dalam dunia Arab, disebut dengan Maghrib. Maghrib berarti wilayah barat tempat di mana matahari terbenam.

Lantas bagaimana cikal bakal Islam masuk Maroko? Islam masuk Maroko di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Lalu dilanjutkan oleh Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah, Yazid dan Abdul Malik bin Marwan.

Umar bin Khattab dahulu mengutus Amr bin Ash. Sedangkan Utsman bin Affan mengutus Abdullah bin Abi Al Sarh. Adapun Muawiyah mengutus Ruwaifa bin Thabit, Muawiyah bin Hudayj, Abdullah bin Al-Zubair, dan Uqbah bin Nafi'. Lalu Yazid datang dan menyelesaikan perintah Uqbah bin Nafi'.

Bersama Uqbah bin Nafi' inilah, Islam masuk ke seluruh wilayah Maroko saat itu, dari lapisan terbawah hingga menengah. Bahkan mencapai Samudra Atlantik.

Uqbah bin Nafi berkata:

"Ya Allah, bersaksilah bahwa aku telah mencapai tujuanku, dan seandainya bukan karena laut ini, niscaya aku akan terus berada di negeri ini memerangi orang-orang kafir kepada-Mu sehingga tidak ada yang disembah selain Engkau."

Setelah itu, Islam menyebar luas di Maroko di tangan Zuhair bin Qais, Musa bin Nusayr, dan Tariq bin Ziyad.

Namun, sebelum itu, ada proses panjang hingga Islam tersebar ke Maroko. Terutama pascawafatnya Muawiyah bin Abi Sufyan. Setelah Muawiyah wafat, kepemimpinan khalifah dilanjutkan oleh putranya, Yazid.

Kemudian dia mengutus Uqbah bin Nafi' untuk menjadi gubernur Maroko. Begitu sampai di kota, dia menangkap Abu Al-Muhajir dan menghancurkan kotanya. Lantas ia membangun kota Kairouan.

 

Kemudian Uqbah memutuskan untuk berjihad karena Allah, dan mengangkat Zuhair bin Qais sebagai penggantinya yang membawahi Kairouan. Dari sinilah, Uqbah pergi bersama pasukannya untuk menaklukkan benteng dan kota Maroko.

Ia juga berdamai dengan penduduk beberapa kota, dan membubarkan massa Berber dan Frank hingga dia berhasil menembus Maroko. Banyak yang terluka dan terbunuh kala itu. Uqbah adalah pemimpin Muslim pertama yang kudanya menginjakkan kaki di wilayah Maghrib Al Aqsha (Barat Terjauh).

Uqbah bin Nafi memimpin penaklukan di Afrika Utara dan menyelesaikan penaklukan Afrika Utara serta mendirikan kota Kairouan pada tahun 674, yang berkontribusi pada kehadiran permanen umat Islam di Maroko.

Namun, pada masa-masa penaklukan Islam itu, Kusayla yang merupakan pemimpin Berber dan pemimpin negeri tersebut, memasuki kota Kairouan pada tahun 683. Saat itu Khalifah Abdul Malik bin Marwan sedang sibuk menghilangkan pemberontakan internal di Levant dan Irak.

Dalam kondisi demikianlah, kaum Muslimin saat itu kehilangan beberapa kota di Afrika Utara ke tangan Al-Kahina, yang akhirnya dikalahkan oleh Hassan bin Al Numan.

Berlanjut pada kepemimpinan Dinasti Umayyah di bawah Al Walid bin Abdul Malik, dan Thariq bin Ziyad memiliki peran besar saat itu. Thariq menerima pesan dari Kairouan untuk menyebarkan Islam di Andalusia. Thariq menyeberang laut bersama 7.000 pejuang.

Sebagian besar dari mereka adalah orang Berber yang baru saja masuk Islam. Ini untuk melawan garnisun Gotik di selatan. Kedua pasukan bertemu dalam Pertempuran Wadi Burbat, pada tahun 92 Hijriah, hingga mereka, pasukan Muslimin, meraih kemenangan.

Setelah itu, invasi kembali dilakukan dan kali ini dipimpin oleh Musa bin Nusayr. Invasi pertama Musa bin Nusayr adalah melawan suku Berber bersama mereka yang membunuh Uqba bin Nafi'. Musa mendatangi pasukan Berber dan membunuh pasukan musuh. Juga menangkap mereka yang jumlahnya mencapai 20 ribu.

Pada tahun 86 Hijriah, Musa bin Nusayr mengutus Al-Mughirah bin Burda Al-Abdari dengan kapal mereka dan membuka kota Sisilia pertama di tanah Maroko. Pada tahun 87 Hijriah, putra Musa bin Nusayr, Abdullah bin Musa bin Nusayr, menyerbu Sardaniya dari Maroko. Penaklukan berlanjut dan menjadi lebih besar pada masa pemerintahannya.

Dalam penaklukkan Maroko, umat Islam menghadapi beberapa kesulitan. Salah satunya adalah kerasnya pegunungan dan jalan setapak, jarak antar berbagai pusat kota, serta sulitnya komunikasi antar kota.

Semuanya memengaruhi sosial dan budaya masyarakatnya. Mereka bahkan mengalahkan bangsa Arab satu kali dalam sejumlah pertempuran. Mereka juga membunuh pemimpin yang besar dan kuat seperti Uqbah bin Nafi.

 

 

sumber : Mawdoo
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler