Masjid dan Diaspora Maroko Bergerak Cepat Himpun Donasi Gempa
Tim penyelamat memindahkan puing reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa.
REPUBLIKA.CO.ID, MARRAKECH – Kabar duka sampai ke telinga Youssef Choula. Saat itu, ia telah terlelap di rumahnya, di Gloucestershire, Inggris kemudian ia terbangun karena dering telepon dari saudara laki-lakinya di Marrakech, Maroko, Sabtu (9/9/2023) tengah malam.
Melalui sambungan telepon dengan saudara laki-lakinya, ia mendengar penuh teriakan dan seruan kengerian.’’ Ini gempa. Ini gempa.’’ Saat hari telah terang, kerusakan terlihat jelas. Rumah keluarganya di Marrakech tak lagi bisa dihuni.
Rumah-rumah di daerah leluhurnya, Amizmiz, juga rusak berat.’’Mereka tak punya tempat lagi untuk pulang,’’ ungkap Choula seperti dilansir Straits Times, Senin (11/9/2023). Keluarganya menghabiskan malam di sebuah lapangan bersama keluarga lain.
Ia menyatakan telah menggalang dana untuk dikirim ke Maroko. Ia lahir Amizmiz dan pulang hampir setiap tahun. Sulit baginya apa yang akan dilihatnya ketika pulang tahun depan. ‘’Kami akan melakukan yang terbaik bagi mereka,’’ katanya seperti diberitakan New York Times.
Bencana alam telah memicu diaspora Maroko, dengan berbagai cara untuk melakukan aksi kemanusiaan. Di antaranya, mereka menghimpun dana dan mengapalkan sejumlah perlengkapan untuk para penyintas.
‘’Ada ikatan sangat kuat ke tanah air kami,’’ kata Latif Dehy, yang tinggal di Avignon, sebuah kota di selatan Prancis yang dihuni oleh banyak komunitas Maroko. Dehy saat ini membantu mengelola organisasi nirlaba yang mendanai proyek jangka panjang.
Ia berharap bantuan mengalir untuk Maroko demi membantu pemerintah membangun kembali jalan, sekolah, misalnya. Ia mendapatkan banyak telepon dari warga Maroko diaspora yang ingin ada bantuan segera dikirim ke tanah air mereka.
‘’Orang-orang menyatakan, punya selimut, diapers, makanan dan bertanya ke mana mereka bisa mengumpulkan semua itu,’’ ujar Dehy. Ia menambahkan, bagi warga Maroko yang kini merantau hal yang bisa mereka lakukan tahu warga di Maroko memperoleh bantuan.
The French Council of the Muslim Faith, organisasi payung organisasi-organisasi Muslim, menyerukan semua masjid di Prancis membuka pintu bagi keluarga dan rekan korban gempa. Mereka juga meminta ada donasi bagi korban gempa.
Ella Williams, mahasiswi doktoral di Inggris yang rumahnya berada di Talat N’yakoub, kota yang dekat dengan pusat gempa Maroko, mencoba mengatasi perasaan sedihnya. Tak lama sebelum gempa, ia tiba di Inggris untuk sebuah kunjungan.
Ketika kabar gempa berembus, ia hampir tak tidur. Berjam-jam ia menghabiskan waktu menelepon ke sana kemari untuk mengetahui nasib teman serta tetangganya.’’Saya kehilangan teman dan teman saya kehilangan keluarga mereka,’’ kata Williams.
Di tengah kedukaan itu, Williams mulai menggalang dana untuk British Moroccan Society, sebuah lembaga amal yang mempromosikan hubungan baik antara kedua negara, Inggris dan Maroko.
Hingga Ahad (10/9/2023) sore waktu setempat, mereka telah berhasil mengumpulkan 50 ribu poundsterling atau 85 ribu dolar AS. Juga terdapat kendaraan yang berisi makanan, air minum, dan selimut untuk korban gempa Maroko.
Ia berencana pulang ke Maroko pada Senin (11/9/2023) ini untuk mengoordinasikan kerja kemanusiaan di lapangan.
Di Desa Amizmiz, berjarak 60 km bagian selatan Marrakech, tim penyelamat memindahkan puing reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa. Seorang warga, Mohamed Azaw mengisahkan mengenai pengalamannya.
Saat ia merasakan bumi berguncang di bawah kakinya dan rumahnya bergoyang, ia bergegas menyelamatkan anak-anaknya untuk keluar rumah. Namun tetangganya tak bisa melakukan hal serupa. ‘’Tak satupun ditemukan selamat di keluarga tersebut.’’
Ayah dan anak laki-lakinya, jelas Azaw, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Sedangkan ibu dan anak perempuan masih dalam proses pencarian. Terlihat sekitar 20 orang termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara berada di atas reruntuhan rumah di Amizmiz.
Mereka berupaya untuk memindahkan puing-puing bangunan untuk menemukan korban di bawahnya. Televisi yang menyiarkan kondisi di Moulay Ibrahim, 40 km sebelah selatan Marrakech menunjukkan puluhan rumah di lereng pegunungan ambruk.