Riset Medis Buktikan Nafsu Main Judi Sulit Disembuhkan, Pelatih Bola Ini Contoh Sempurna

Pecandu judi biasanya mengalami disregulasi di bagian otak.

Dave Thompson/AP
Joey Barton (tengah). Sosok olahragawan yang sulit menghilangkan nafsu berjudi.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerap seorang penjudi tak bisa menghentikan keinginannya untuk mengadu nasib di arena perjudian. Ternyata itu terjadi karena disregulasi di bagian otak. 

Baca Juga


Bagian otak yang terdampak adalah ventromedial prefrontal cortex (vmPFC) dan orbitofrontal cortex (OFC).

Seorang dokter spesialis kesehatan jiwa lulusan Universitas Indonesia, dr Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ(K), MPH, dalam sebuah seminar kesehatan jiwa pada Kamis (8/9/2023) mengungkapkan hal tersebut. VmPFC terlibat dalam berbagai fungsi sosial, kognitif, dan afektif, sementara OFC bertanggung jawab dalam proses kognitif pengambilan keputusan sehingga dampaknya bukan hanya seseorang tidak bisa menghentikan impuls berjudi tetapi juga mengalami masalah dalam fungsi kognitif lainnnya.

"Dia (penjudi) tidak bisa mengatur waktu, sudah berapa lama tidak tidur, tidak mampu berpikir secara jernih karena fungsi kognitifnya terganggu, lalu tidak mampu merencanakan sesuatu dengan baik," ujar Adhi. 

Jangankan masyarakat biasa, seorang olahragawan yang umumnya punya fisik dan fokus yang kuat pun tak bisa dengan mudah terlepas dari kecanduan berjudi. 

Sosok, Joey Barton adalah contoh sempurna. Mantan pemain sepak bola Inggris yang malang melintang di Liga Primer Inggris ini sempat berada dalam pusaran kontroversi akibat perjudian pada Oktober 2017. 

Saat itu, pengoleksi 153 penampilan kala memperkuat Manchester City pada 2002 hingga 2007 itu diduga kuat terlibat aktivitas judi ilegal. Untuk kasus ini, Barton tidak bisa berkelit. 

Kala itu, Barton, yang masih memperkuat Burnley. Tak tanggung-tanggung, Barton diketahui melakukan taruhan judi dalam 1,250 kesempatan pertandingan selama kurun waktu 26 Maret 2006 hingga 13 Mei 2016. Bahkan, Barton juga diketahui melakukan aktivitas judi di laga yang dilakoninya. 

Kondisi ini jelas menimbulkan kecurigaan soal keterlibatan Barton dalam pengaturan skor. Ujungnya, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) menjatuhkan sanksi sebesar 30 ribu poundsterling dan larangan terlibat dalam sepak bola selama 18 bulan buat pelatih Bristol Rovers tersebut pada April 2017 silam. 

Sebelumnya, Federasi Sepak Bola Skotlandia juga sempat menyelidiki aktivitas judi ilegal yang dilakukan Barton, terutama saat masih memperkuat Glasgow Rangers. Meski Barton dan Rangers akhirnya sepakat untuk mengakhiri kontrak pada 10 November 2016, Federasi Sepak Bola Skotlandia tetap menjatuhkan sanksi kepada Barton larangan tampil di satu laga pada 17 November 2016.

Barton telah pensiun sebagai pesepak bola pada 2017. Kini ia menjadi pelatih klub League One Inggrid, Bristol Rovers. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler