Setelah Terdampar Dua Hari di India, PM Kanada Akhirnya Bisa Pulang

Pesawat yang ditumpangi PM Kanada mengalami kendala teknis.

Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau akhirnya bisa meninggalkan India setelah masalah teknis pada pesawatnya diperbaiki
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau akhirnya dapat meninggalkan India setelah masalah teknis pada pesawatnya diperbaiki. Trudeau terpaksa memperpanjang masa tinggalnya selama dua hari di India karena pesawatnya mengalami kendala teknis.

Trudeau dijadwalkan terbang kembali ke Kanada pada Ahad (10/9/2023) setelah menghadiri KTT G20 di India. Dia sekarang dijadwalkan terbang kembali ke Kanada pada Selasa (12/9/2023) sore.

“Masalah teknis pada pesawat telah diselesaikan. Pesawat telah diizinkan untuk terbang,” ujar sekretaris pers perdana menteri Kanada, Mohammad Hussain, kepada kantor berita India, ANI.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada BBC, Departemen Pertahanan Nasional Kanada mengkonfirmasi bahwa pesawat perdana menteri yaitu Royal Canadian Air Force (RCAF) CC-150 Polaris dengan nomor ekor 01 mengalami masalah pemeliharaan. Departemen Pertahanan mengatakan, ada sebuah komponen pesawat yang harus diganti.

“Keselamatan seluruh penumpang sangat penting bagi RCAF dan pemeriksaan keselamatan sebelum penerbangan adalah bagian rutin dari semua protokol penerbangan kami. Penemuan masalah ini adalah bukti bahwa protokol ini efektif," ujar pernyataan Departemen Pertahanan.

Departemen pertahanan mengatakan pesawat pengganti sedang dikirim ke India untuk menjemput Trudeau.  Ini bukan pertama kalinya Trudeau mengalami masalah perjalanan terkait pesawat. Pada 2019, sebuah pesawat yang membawa jurnalis bertabrakan dengan sayap pesawat yang disewa untuk membawa Trudeau. Saat insiden itu, Trudeau tidak berada di dalam pesawat.

Hubungan antara Kanada dan India semakin tegang dalam beberapa bulan terakhir. Kanada baru-baru ini menunda negosiasi perjanjian perdagangan dengan India.

Sementara protes politik yang dilakukan oleh sebagian besar penduduk Sikh di Kanada telah menjadi titik ketegangan utama. Seorang advokat terkemuka untuk separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar, ditembak mati oleh dua pria bersenjata bertopeng di British Columbia pada Juni. Separatis Sikh turun ke jalan di Toronto untuk memprotes Pemerintah India, dan menuduh Delhi bertanggung jawab atas kematiannya. India telah membantah tuduhan tersebut dan pembunuhan tersebut masih dalam penyelidikan.

Dalam pertemuan dengan Trudeau, Modi menyampaikan kekhawatirannya mengenai berlanjutnya aktivitas elemen ekstremis anti-India di Kanada. Modi mengatakan, para ekstremis mempromosikan pemisahan diri dan menghasut kekerasan. Sementara itu, kantor Trudeau mengatakan, perdana menteri Kanada telah meningkatkan pentingnya menghormati supremasi hukum, prinsip-prinsip demokrasi, dan kedaulatan nasional.

Trudeau mengatakan, dalam pertemuan dengan Modi, dia juga membahas campur tangan asing dalam urusan Kanada dengan Modi.  Kanada melibatkan India dalam penyelidikan menyeluruh terhadap campur tangan pemilu, termasuk menyelidiki Cina dan Rusia. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler