Israel Kirim Delegasi Resmi ke Konferensi UNESCO di Arab Saudi
Israel akan hadir di acara Konferensi Warisan Dunia UNESCO di Riyadh.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Badan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengungkapkan, delegasi Israel akan berpartisipasi dalam acaranya, yakni sesi ke-45 Komite Warisan Dunia, yang digelar di Riyadh, Arab Saudi. Kabar itu muncul saat Israel tengah berusaha melakukan normalisasi diplomatik dengan Saudi.
“Kami mengonfirmasi bahwa delegasi negara Israel, yang merupakan negara pihak pada Konvensi Warisan Dunia UNESCO, hadir pada sesi ke-45 Komite Warisan Dunia yang diadakan di Riyadh,” kata UNESCO dalam keterangannya kepada Anadolu Agency tanpa memberikan perincian lebih lanjut, Selasa (12/9/2023).
Saat ini Saudi sedang menjadi tuan rumah Konferensi Warisan Dunia UNESCO selama 16 hari yang akan berakhir pada 25 September 2023. Pada Senin (11/6/2023) lalu, seorang pejabat Israel telah mengonfirmasi tentang kehadiran delegasi negara tersebut ke sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO di Riyadh. Dia mengatakan, ini adalah pertama kalinya delegasi Israel melakukan kunjungan resmi ke Saudi, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Dia menambahkan, delegasi Israel terdiri dari pejabat-pejabat Kementerian Luar Negeri. Pekan lalu, Army Radio, yakni stasiun radio tentara Israel melaporkan bahwa Saudi telah menolak menerbitkan visa bagi Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen dan Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch. Cohen dan Kisch hendak menghadiri sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO.
Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Israel telah berbicara tentang kemungkinan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi. Namun Riyadh telah berulang kali menegaskan bahwa hal ini tidak akan terjadi sebelum solusi konflik Israel-Palestina tercapai.
Pada Juni lalu, Menlu Israel Eli Cohen sempat menyampaikan dia optimistis Israel dapat memperluas hubungan dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim. Cohen mengungkapkan, kawasan Arab telah berubah dramatis sejak Israel menandatangani Abraham Accords pada 2020, yakni kesepakatan pemulihan hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Sebelum kesepakatan tersebut lahir, Israel sudah memiliki relasi diplomatik dengan Mesir dan Yordania.
“Saya sangat optimistis bahwa kami akan dapat memperluas hubungan kami dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim,” kata Cohen di sela-sela kunjungannya ke Wina, Austria, 1 Juni 2023 lalu.
Eli Cohen juga pernah menyinggung tentang potensi normalisasi diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. Menurutnya, normalisasi relasi dengan Riyadh hanya masalah waktu. “Ini bukan soal jika, tapi kapan. Kami dan Arab Saudi memiliki kepentingan yang sama,” kata Cohen, dikutip laman Middle East Monitor, 22 Mei 2023.
Sejauh ini Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.