Menyantap Makanan Indonesia Ala Fine Dining di Nona Manis

Nona Manis berupaya menyajikan rasa masakan Indonesia autentik di setiap sajiannya.

Sadly Rachman /Republika
Nona Manis menyajikan otak-otak berbentuk kubus dengan topping saus kacang dan taburan telur ikan.
Rep: Friska Yolandha Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, OEGSTGEEST -- Belanda bisa dibilang salah satu negara yang memiliki restoran Indonesia paling banyak di Eropa. Rata-rata menyajikan makanan secara rijsttafel, yaitu makanan disajikan di satu meja dengan berbagai lauk pauk. 

Baca Juga


Namun, Restoran Nona Manis menyajikan masakan Indonesia dengan cara yang berbeda. Di restoran ini, pengunjung dapat menikmati masakan Indonesia ala fine dining. 

"Kami ingin menyajikan masakan Indonesia yang dikemas secara modern," kata Renu Lubis kepada Republika, beberapa waktu lalu. 

Renu mengatakan, ide ini muncul setelah ia lama mengelola toko masakan Indonesia, Iboe Tjilik. Ia melihat belum banyak restoran yang menyajikan masakan Indonesia dengan konsep yang berbeda.

Selain itu, suami Renu, Eduard Loebis, memiliki mimpi untuk mewujudkan memiliki restoran dengan konsep yang selama ini jarang ada untuk masakan Indonesia. "Ini passion dia, ini harus dicoba karena kalau tidak akan menyesal, akhirnya kami coba," kata Renu.

Di tengah renovasi, Renu mengatakan PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI hadir dan membantunya mengembangkan restoran tersebut. "Ketika BNI hadir menawarkan bantuan, kenapa tidak?" ucapnya.

Nona Manis dibuat dengan konsep fine dining dengan menyajikan masakan Indonesia mulai dari makanan pembuka, menu utama, hingga kudapan penutup. Republika.co.id berkesempatan mencicipi otak-otak yang dibentuk berbeda dari makanan pada umumnya. Nona Manis menyajikan otak-otak berbentuk kubus dengan topping saus kacang dan taburan telur ikan.

Renu mengatakan, meskipun terlihat modern, Nona Manis berupaya menyajikan rasa masakan Indonesia yang autentik di setiap sajiannya. "Kalau dibilang ini fusion, bisa saja, tapi kami menjaga rasanya tetap Indonesia," kata perempuan asal Sumatra Utara ini.

Dengan konsep yang berbeda dengan restoran kebanyakan, Renu dan Eduard ingin mengumumkan pada dunia bahwa masakan Indonesia bisa dibuat lebih modern dengan rasa yang tetap autentik. Meskipin disajikan berbeda, tidak ada penambahan apapun dalam menu masakan.

"Kalau makanan itu memang tidak disajikan pakai mayones, ya kita tidak pakai," katanya.

Renu mengatakan, saat ini restorannya berkembang cukup baik. Salah satunya berkat bantuan BNI dalam proses renovasinya. Renu mengatakan, kehadiran BNI cukup penting dalam pengembangan usaha diaspora di Belanda. Ia berharap BNI tidak hanya hadir untuk dirinya tetapi juga untuk diaspora lain yang memerlukan bantuan.

"Diaspora Indonesia di Belanda terbesar dibandingkan negara lain, seharusnya (peran BNI) penting sekali," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler