Alasan Partai Buruh tak akan Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Nama Anies Baswedan sempat masuk ke dalam bursa capres pilihan Partai Buruh.

Republika/Prayogi
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menerima Nomor Urut pada acara Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022). KPU resmi mengumumkan dan menetapkan nomor urut untuk 17 partai politik Nasional dan 6 Partai lokal aceh. Republika/Prayogi
Rep: Fergi Nadira B Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan dipastikan tidak menjadi pilihan kalangan buruh yang tergabung dalam Partai Buruh untuk menjadi bakal calon presiden (bacapres) pada perhelatan Pilpres mendatang. Nama Anies sempat masuk ke dalam bursa capres pilihan Partai Buruh dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Februari 2023 lalu.

Baca Juga


Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengumumkan bahwa Partai Buruh resmi mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan karena dua alasan kuat. Selanjutnya, terdapat sejumlah nama yang bakal diusung oleh Partai Buruh hingga nantinya mengerucut pada satu nama yang akan diumumkan Oktober mendatang.

"Dari masa pencermatan, nama Anies dieliminasi oleh rapat presidium berdasar organ struktur partai dan organ pendiri partai," kata Said Iqbal dalam jumpa pers di kantor perwakilan Partai Buruh, di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023).

Said Iqbal menyinggung tidak amanahnya mantan gubernur DKI Jakarta. Diduga ini merujuk pada manuver partai pengusung Anies, Nasdem yang meninggalkan Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Anies kemudian dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan berkoalisi dengan PKB.

"Kawan-kawan buruh berpendapat, belum jadi presiden saja sudah tidak amanah. Kawan seiring dan sejalan sudah tusuk dari belakang," ujar Said Iqbal.

"Anies Baswedan ini karyawan partai jadi melebihi petugas partai, tergantung majikan partainya atau pengusaha partainya apalagi nanti jadi presiden," ujarnya menambahkan.

Dia menilai Anies hanya melontarkan janji-janji manis, namun teman dan koalisi politiknya dikesampingkan bahkan ditinggalkan. "Janji tinggal janji seribu janji bisa dibuat semanis apapun bisa, kawan seiring sejalan ditusuk di belakang apalagi kami," sambungnya.


 

Alasan mengeliminasi Anies lainnya, yaitu terkait dengan sikap salah satu tim sukses Anies, yakni Sudirman Said. Menurut Said Iqbal, Sudirman Said coba mengintervensi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).

"Sikap Sudirman Said yang mengobok-obok KSPI rupanya berpengaruh negatif di internal KSPI dan FSPMI sebagai salah satu unsur pendiri partai buruh, sehingga tereliminasi, ditarik dukungannya, jadi Anies Baswedan enggak mungkin dipilih oleh partai buruh, nggak mungkin," ujar dia.

Said Iqbal menerangkan, Partai Buruh dalam memutuskan suatu dukungan di kalangan partainya harus melibatkan hingga ke tingkat bawah. Bukan hanya berakar dari para elite. Partai Buruh, kata dia, bukan partai dinasti sehingga penting untuk melibatkan seluruh unsur terkait dalam memilih.

Partai Buruh bakal melakukan rapat lagi untuk menentukan nama capres yang didukung Partai Buruh. Nama capres yang didukung akan diumumkan pada 9 Oktober mendatang.

"Nanti tim akan rapat selama tujuh hari, rekomendasi akan keluar, rapat 1-7 Oktober. lalu akhirnya rapat presidium pada tanggal 8-9 Oktober akan memutuskan satu capres pilihan Partai Buruh," kata dia. 

Pengumuman itu akan dilakukan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Berdasarkan datanya, capres yang didukungnya bakal mendapatkan suara 6,5-10 juta dari dukungan Partai Buruh.

"Nanti kita umumkan capresnya di Gelora Bung Karno, 150 ribu buruh dari seluruh Indonesia akan datang di Gelora Bung Karno. Partai buruh berjanji setelah dilakukan mapping dengan seizin Tuhan, akan menyumbangkan suara 6,5-10 juta secara nasional. Mudah-mudahan itu bisa menambah suara capres yang dipilih oleh Partai Buruh," tuturnya.

Partai Buruh dalam rakernas awalnya menentukan pilihan capres yang akan didukung ialah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Said Iqbal dan Najwa Shihab. Hingga Senin (11/9/2023) Partai Buruh telah menentukan nama-nama diantaranya Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Said Iqbal, Najwa Shihab, Rizal Ramli dan Rocky Gerung. Sementara nama calon wakil presiden (cawapres) Arsyad Rasyid, Said Iqbal, Mahfud MD, Najwa Shihab, Basuki Hadimuljono dan Susi Pudjiastuti.

Tujuh fakta deklarasi Anies-Muhaimin - (Republika/berbagai sumber)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler