Relawan Civitas Ganjar Riau Sosialisasikan Kultur Azolla, Ini Manfaatnya
Azolla merupakan tanaman paku air.
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kelompok relawan Generasi Alumni Muda Universitas Riau (Unri) dan Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Ganjar Pranowo atau Civitas Ganjar menyosialisasikan kultur azolla dan cara pembudidayaannya kepada kaum milenial dan mahasiswa. Melalui seminar yang digelar di Gedung Serbaguna Jalan Merak Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pihaknya mengedukasi para peserta terkait azolla.
Seperti dinukil dari Kantor Berita Antara, Jumat (15/9/2023), tanaman sejenis rumput gulma yang hidup mengapung di atas air itu dijadikan sebagai pakan alternatif untuk peternakan unggas dan ikan karena banyak mengandung protein dan dijual dengan kisaran harga Rp40 ribu-Rp50 ribu per kilogram.
Aktivis Pertanian Fahrul Azis Siregar menjelaskan, azolla merupakan tanaman paku air yang sering dijumpai di persawahan, perkebunan, atau pun di hutan.
"Berperan aktif untuk protein pertumbuhan dalam tanaman berprotein tinggi, kegunaannya bisa di perikanan, pertanian lalu peternakan," ujar Fahrul.
Di bidang pertanian, azolla bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan karena proses perngkulturan azolla mengalami proses yang sangat alami sehingga tidak tercampur bahan kimia apapun.
Selain itu, dengan kandungan kadar protein yang tinggi, azolla juga bisa dijadikan sebagai pakan peternakan seperti ayam dan itik, atau bahkan untuk pakan perikanan.
Cara budi daya azolla terbilang cukup mudah sebab bisa dipraktikkan sendiri di rumah masing-masing. Langkahnya yaitu menyiapkan wadah terlebih dahulu (lebih baik berbentuk kolam agar azolla yang diperoleh lebih banyak). Kemudian menyiapkan air dan memasukkan pupuk kompos ke dalam air. Setelahnya, masukkan bibit azolla lalu tunggu sampai 15 hari, maka 85 persen kultur azolla pasti akan tumbuh.
"Dari pemaparan saya semua ini biayanya sangat murah (azolla), dari prosesnya pun mudah. Jadi kita menghasilkan azolla itu dengan hasil yang baik dan banyak, ekonomis untuk diperjualbelikan dari segi harga, kita hanya beli pupuk sekali untuk skala lanjutan," kata Fahrul.
"Sekitar dua kali lipat (penghematannya) jika dibandingkan kita membeli pupuk yang ada di penjualan pupuk anorganik," lanjut dia.