SM Entertainment Dituduh tak Adil Perlakukan Red Velvet dan EXO
Leader Red Velvet, Irene, dikabarkan akan keluar dari SM Entertainment.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SM Entertainment merupakan salah satu agensi hiburan K-pop yang paling populer. Pertama kali didirikan pada 1995 oleh Lee Soo-man, SM dikreditkan sebagai pemimpin gelombang Hallyu yang besar.
Selama bertahun-tahun, SM Entertainment telah mendebutkan beberapa grup idol K-pop pria maupun wanita, termasuk Red Velvet. Namun belakangan, SM Entertainment mendapat tudingan melakukan sabotase, khususnya terkait sikap perusahaan terhadap grup K-pop Red Velvet dan EXO.
Baru-baru ini, Red Velvet dirumorkan akan segera bubar. Red Velvet bisa dibilang termasuk grup yang mendapatkan popularitas sangat besar. Mereka menjadi girl grup K-pop pertama yang mencapai dua juta pendengar bulanan di Spotify dan penghargaan lainnya.
Namun, penggemar selalu merasa SM gagal dalam mempromosikan potensi Red Velvet. Misalnya, pada lebih dari satu kesempatan, album fisik grup tersebut mengalami masalah stok, dan penggemar tidak puas dengan promosi SM.
Penggemar yang geram bahkan mengirimkan protes kepada perusahaan untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas fakta bahwa Red Velvet hanya merilis dua album studio dalam hampir satu dekade sejarah mereka. Baru-baru ini, para penggemar kecewa sekaligus marah karena leader grup, Irene, dikabarkan tidak akan memperbarui kontraknya dengan label tersebut, meskipun ada dugaan upaya SM yang membuat dia memutuskan hal tersebut.
Sementara itu, EXO juga dianggap kurang dipromosikan dengan baik setelah comeback dengan album ketujuh bertajuk EXIST pada Juli 2023. Bahkan seorang produser menyayangkan hilangnya suara drum di lagu "Cinderella" dari album tersebut.
Para penggemar ramai memperbincangkan sikap tidak menyenangkan dari SM ini. Agensi dianggap memberi perlakuan buruk kepada Red Velvet dan EXO.
Salah satu penggemar menunjukkan bahwa salah urus dari SM mungkin dilakukan dengan sengaja untuk menghindari grup tersebut mendapatkan popularitas terlalu banyak, merujuk pada tuntutan hukum mantan anggota DBSK Jaejoong, Junsu, dan Yoochun. Menurut penggemar, tujuannya adalah untuk menjaga agar grup tidak menjadi cukup besar dan meninggalkan perusahaan meskipun diperlakukan tidak baik. Penggemar juga menganggap SM pilih kasih dan lebih condong ke NCT serta aespa.
“ini gila… jadi rekap singkatnya: kami secara resmi sekarang memiliki 12 versi ulang tahun+versi pintar yang tidak diketahui (?)
- tidak ada detail album
- Versi kue masih habis
- Kurangnya promo
dan rilisnya dalam 5 hari, SM mengharapkan reveluvs untuk menghemat penjualan mereka untuk tahun 2022 LMAO,” kata warganet menyindir, seperti dilansir Koreaboo, Sabtu (16/9/2023).
“Saya sudah lama menerima bahwa SM tidak ingin situasi TVXQ/JYJ terjadi lagi sehingga mereka secara aktif bekerja melawan artis mereka untuk memastikan bahwa mereka menjadi besar tetapi tidak 'terlalu besar',” timpal warganet lain.
SM juga dianggap menyia-nyiakan bakat dan potensi dari Red Velvet maupun EXO. Para penggemar K-pop disebut tidak menyadari betapa besarnya EXO di Korea.
“Umumnya di Asia pada masa-masa puncak kejayaannya tapi SM sangat bodoh karena mereka menjegal jalan itu,” kata yang lain.