Kapal Gandum Pertama Tiba di Ukraina dengan Gunakan Rute Baru
Ini adalah pertama kalinya kapal sipil mencapai pelabuhan Ukraina sejak BSGI gagal
REPUBLIKA.CO.ID, Chornomorsk — Sebanyak dua kapal kargo besar telah tiba di pelabuhan Ukraina setelah melakukan perjalanan melalui Laut Hitam menggunakan rute baru, kata otoritas pelabuhan Ukraina, seperti dilaporkan BBC, Ahad (17/9/2023).
Mereka mencapai Chornomorsk pada hari Sabtu, dan dijadwalkan memuat 20 Ribu ton gandum untuk pasar dunia.
Para pejabat mengatakan ini adalah pertama kalinya kapal sipil mencapai pelabuhan Ukraina sejak gagalnya kesepakatan koridor biji-bijian Laut Hitam (BSGI). Kegagalan itu membuat kapal-kapal yang melintas tak memiliki jaminan keamanan.
Sebelumnya, koridor tersebut hanya digunakan oleh kapal-kapal yang berangkat dari Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Oleksandr Kubrakov mengatakan kapal-kapal tersebut yakni Resilient Africa dan Aroyat berlayar dengan mengibarkan bendera negara kepulauan Oseanik Palau dan awaknya terdiri dari orang-orang dari Ukraina, Turki, Azerbaijan dan Mesir.
Kapal-kapal tersebut akan mengirimkan gandum ke Mesir dan Israel, menurut kementerian pertanian Ukraina.
Sementara itu, Kiev secara sepihak mendeklarasikan koridor maritim, yang meliputi pantai barat Laut Hitam setelah Rusia meninggalkan perjanjian yang didukung PBB demi memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.
Moskow mengatakan, sebagian dari perjanjian yang mengizinkan ekspor makanan dan pupuk tidak dipenuhi dan mengeluhkan sanksi Barat yang membatasi ekspor pertanian mereka sendiri.
Sejak itu, Rusia pun mengancam akan memperlakukan kapal sipil yang berlayar ke Ukraina sebagai sasaran militer potensial.
Awal pekan ini, BBC menyampaikan, Inggris menuduh Rusia menargetkan satu kapal tersebut dengan beberapa rudal jelajah ketika kapal tersebut bersandar di pelabuhan Odesa, Ukraina baru-baru ini.
Seperti diketahui, Ukraina merupakan salah satu pemasok tanaman pangan terbesar di dunia seperti minyak bunga matahari, jelai, jagung, dan gandum.
Ketika Rusia melakukan invasi pada bulan Februari 2022, angkatan lautnya memblokade pelabuhan Laut Hitam di negara tersebut dan menjebak 20 juta ton biji-bijian yang dimaksudkan untuk diekspor.
Hal ini menyebabkan harga pangan dunia melonjak dan mengancam akan terjadinya kelangkaan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, yang mengimpor pangan dalam jumlah besar dari Ukraina.
Beberapa negara tersebut, termasuk Afghanistan, Yaman, Sudan dan Ethiopia, masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Selain mengancam kapal-kapal yang melewati Laut Hitam, Moskow juga semakin menargetkan infrastruktur pelabuhan Ukraina.
Mereka telah berulang kali menyerang pelabuhan Izmail dan Reni, tempat sebagian besar ekspor biji-bijian Ukraina berangkat sejak bulan Juli, untuk mencoba mengganggu operasi.
Kiev lantas menuduh Rusia melakukan upaya “sinis” untuk merusak ekspor gandumnya dan melemahkan ketahanan pangan global.