Harga Beras Capai Rp 16 Ribu di Lampung

Harga beras berkualitas masih dinilai mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Pedagang menakar beras di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Sabtu (16/9/2023). Menurut pedagang beras setempat harga beres kembali naik dari Rp13 ribu menjadi Rp14 ribu per kilogram untuk kualitas premium dan dari Rp11 ribu menjadi Rp12 ribu untuk kualitas medium akibat kurangnya pasokan dari petani dampat musim kemarau.
Rep: Mursalin Yasland Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kenaikan harga beras berbagai kualitas di pasar tradisional Kota Bandar Lampung tidak terbendung lagi. Harga beras kualitas medium dijual Rp 13.000 per kg, dan beras kualitas premium mencapai Rp 15 ribu per kg. Sedangkan harga beras kualitas biasa paling mahal Rp 11 ribu per kg.

Baca Juga


Pemantauan harga beras di Pasar Tani Kemiling, Bandar Lampung, Ahad (17/9/2023), stok beras berbagai kualitas di pasar rakyat tersebut masih tersedia cukup aman untuk kebutuhan masyarakat. Namun, harga beras berkualitas masih dinilai mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kenaikan harga beras tersebut dikarenakan petani belum memasuki musim panen dan juga kemarau.

Hasnan (48 tahu), pemilik Toko Beras di Pasar Tani Kemiling, mengatakan kenaikan harga beras dipicu kemarau panjang hampir empat bulan terakhir. Selain itu, ujar dia, petani di sentra beras di Provinsi Lampung belum banyak memasuki masa panen pada September 2023.

“Kalau kemarau, penggilingan biasanya kesulitan mencari gabah petani. Harga beras jadi mahal,” kata Hasnan, Ahad (17/9/2023).

Meski demikian, dia mengatakan stok beras berbagai kualitas dalam kemasan berbagai merek dari agen masih tersedia. Kenaikan harga beras sekarang, ujar dia, bukan karena stok beras berkurang, akan tetapi karena kemarau banyak petani gagal panen karena sawah kering, dan juga harga gabah mahal.

Dia menjual beras kualitas biasa per 10 kg seharga Rp 110 ribu, medium Rp 125 ribu, dan premium Rp 140 ribu. Sedangkan penjualan beras eceran lebih tinggi lagi.

“Kalau eceran lebih mahal lagi yang biasa Rp 11 ribu per kg, medium Rp 13 ribu per kg, dan premium Rp 15 ribu per kg,” katanya.

Hasan (58 tahun), pekerja harian lepas tak mampu lagi membeli beras untuk hidupnya bersama istri tanpa anak di Bandar Lampung. Harga beras kualitas super di warung sudah mencapai Rp 16 ribu per kg dan beras medium (biasa) Rp 14 ribu per kg, biasanya paling mahal RP 12 ribu per kg.

Ia menyiasati untuk mkan sehari-hari dengan membeli nasi uduk pada pagi hari dan nasi bungkus siang dan malam hari.

“Sekarang harga beras mahal Rp 16 ribu di warung, jadi tidak beli beras. Saya beli nasi bungkus,” kata Hasan, warga Kelurahan Beringin Jaya, Bandar Lampung.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung Kusnardi mengatakan, pada September, Oktober, dan November 2023 sudah mulai ada petani yang panen. Daerah yang sudah memasuki musim panen Mesuji, Tulangbawang, dan Lampung Selatan.

Menurut dia, pada September 2023, terdapat lahan padi siap panen seluas 84.728 hektare (ha), Oktober seluas 72 ribu ha, November seluas 40 ribu ha, dan Desember seluas 137 ribu ha. Selain itu terdapat juga lahan tambahan gerakan pangan nasional seluas 36 ribu ha, lahan pertanian reguler seluas 228 ribu ha.

Kusnardi memperkirakan jumlah luas lahan padi petani pada September 2023 seluas 84.728 ha tersebut memasuki masa panen, maka kalau dikatakan produksi beras untuk satu hektare sebanyak lima ton, maka tersedia cadangan beras sebanyak 400 ribu ton lebih cadangan beras.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler