7 Fakta Kemuliaan Suku Quraisy Garis Keturunan Rasulullah SAW yang Disebutkan Alquran
Suku Quraisy merupakan salah satu suku terhormat masyarakat Arab
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Suku Quraisy adalah suku yang menjadi asal usul Nabi Muhammad SAW. Suku Quraisy dikenal sebagai salah satu suku terhormat di kalangan masyarakat Arab pada masa itu.
KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW (2001) menjelaskan beberapa hipotesis tentang itu.
Sebuah riwayat menyebut, perkataan quraisy berasal dari qarisy yang berarti ‘hiu.’ Sebab, kakek ke-12 Nabi SAW, yakni an-Nadhar bin Kinanah dikisahkan pernah naik kapal bersama suatu rombongan.
Dalam pelayaran itu, tiba-tiba seekor hiu besar muncul. Para penumpang kapal panik, tetapi putra Kinanah ini dengan gagah berani menombak hewan tersebut.
Kepala ikan karnivor itu dipotong, lalu dibawanya ke Makkah. Sejak itu, Nadhar digelari al-Quraisy karena berhasil membunuh hiu yang berbahaya. Allah SWT memuliakan suku Quraisy sebagaimana disebutkan dalam Alquran, berikut ini sejumlah fakta terkait dengan kemuliaan Quraisy.
1. Nabi SAW berkata, turunnya surah al-Quraisy [106] ayat 1-4, adalah cara Allah SWT memuliakan suku Quraisy karena kebiasaan mereka melakukan perdagangan pada musim dingin dan musim panas. Maksudnya adalah, kebiasaan itu, membuat mereka mampu hidup di saat musim-musim sulit di negeri dan di daerah lain.
2. Kemuliaan suku Quraisy ini juga disebutkan Nabi SAW yang diriwayatkan Muslim.
عن واثلة بن الأسقع رضي الله عنه ، قال: قال رسول اللالله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ اللهَ اصْطَفى كِنانَة من وَلَد إسماعيل، واصْطَفى قُريشًا من كِنانة، واصْطَفى بَني هاشم مِنْ قُرَيش، واصْطَفاني مِنْ بني هاشم، فأنا سَيِّدُ وَلَد آدم ولا فَخْر، وأوَّلُ مَن تَنْشَقُّ عنه الأرض، وأوَّلُ شافع، وأوَّل مُشَفَّع
Wāṡilah bin Al-Asqa' -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣhallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sungguh Allah telah memilih Kinānah di antara anak keturunan Ismail, lalu Allah memilih Quraisy di antara kabilah Kinānah, lalu memilih Bani Hāsyim di antara kabilah Quraisy, lalu memilihku di antara anak keturunan Hāsyim. Aku adalah pemimpin anak keturunan Adam, tanpa ada kesombongan. Aku adalah yang paling pertama dibangkitkan dari kubur, pemberi syafaat pertama, dan paling pertama diterima syafaatnya."
Baca juga: 5 Dalil yang Menjadi Landasan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW
3. Suku Quraisy pada saat diberitakan dalam Alquran, secara tak langsung telah mengenal kebiasaan mendatangkan barang (impor) dan mengirimkan barang (ekspor). Mereka telah melakukan kegiatan hubungan dagang internasional. Pada musim dingin (Asy-Syita`) mereka pergi ke wilayah Yaman
Di tempat ini, mereka mengambil barang...
Di tempat ini, mereka mengambil barang dagangan berupa kain sutera, barang pecah belah, rempah-rempah, bahan kapur barus, dan lainnya untuk kemudian dikirim ke Syam (Suriah sekarang) pada saat musim panas (ash-shaif) untuk dijual.
Demikian sebaliknya, mereka mengambil barang dagangan berupa gandum untuk bahan membuat roti dan buah-buahan dari Syam kemudian dibawa ke Yaman untuk di jual.
4. Ungkapan asy-syita`dan shaif berarti perjalanan yang biasa dilakukan oleh kaum Quraisy pada waktu itu untuk melakukan perdagangan. Daerah-daerah yang mereka jadikan tujuan atas perjalanan itu adalah Yaman di bagian selatan dan Syam di bagian utara kota Makkah.
5. Kota Makkah yang menjadi tempat tinggal suku Quraisy dijadikan semacam kota transit (lintasan dagang). Dalam Syaamil Al-Quran disebutkan, kebiasaan berdagang suku Quraisy ini merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dan menjadi pekerjaan utama. Mereka ini sangat terkenal dengan perdagangannya. Karena itu, tak heran bila penyebaran Islam pun ke berbagai pelosok negeri, juga melalui perdagangan ini.
Baca juga: Keajaiban Angka 19 yang Disebutkan dalam Alquran dan Pengakuan Sarjana Barat
6. Sementara itu, pekerjaan lainnya seperti beternak unta, domba, dan sebagian kecil kuda, serta pertanian, baru dilakukan setelah sebagian suku Quraisy tak memiliki pekerjaan lain karena keterbatasan modal dan ekonomi.
7. Selain kemuliaan ini, dalam hadits lain disebutkan:
الأئمةُ من قُريشٍ إنَّ لي عليكم حقًّا وإنَّ لهم عليكم حقًّا مثلَ ذلك ما إن استُرحِموا رَحِموا وإن عاهَدوا وفُوا وإن حكمُوا عدَلوا فمن لم يفعلْ ذلك منهم فعليهِ لعنةُ اللهِ والملائكةِ والناسِ أجمَعين
“Dari Anas RA, Nabi SAW bersabda, 'Para Imam (pemimpin) itu dari Quraisy. Jika mereka memerintah, mereka adil. Jika berjanji, mereka memenuhinya, dan jika mereka diminta belas kasihan, mereka akan berbelas kasih. Siapa saja di antara mereka yang tidak berbuat demikian, maka dia akan mendapatkkan laknat Allah, laknat para malaikat, dan laknat seluruh manusia. Tidak dapat diterima taubat dari mereka dan tidak diterima pula tebusan (azab) dari mereka'.'' (HR Bukhari dalam Al-Anbiya', Abu Dawud, dan Imam Ahmad).